Kasih Sayang pada Anak Down Syndrome Antarkan Yuli Sanjoto Kembangkan Usaha Madu Murni

Yuli pun mengambil KUR sebesar Rp 25 juta yang dia gunakan sebagai tambahan modal untuk membuat rumah produksi.

"Saya buat rumah produksi di samping rumah. Bisnis saya kan masih skala rumah tangga, saya ingin naik kelas jadi IKM (Industri Kecil Menengah). Bangunan utama rumah produksi sudah jadi, tapi sekarang masih secara bertahap menyesuaikan interior agar sesuai ketentuan BPOM. Masih proses karena syaratnya cukup banyak," jelas dia.

Meski punya cita-cita tinggi, Yuli berprinsip mengembangkan usaha mengalir saja. Dia menyadari bisnisnya tidak bisa berkembang secara cepat. Sebab, dia juga disibukkan dalam berbagai kegiatan pemberdayaan UMKM.

Untuk diketahui, Yuli saat ini masih aktif sebagai Ketua Komunitas UMKM Pati atau Kita Unggulan Pati (KUPAT). Selain itu dia juga mengemban amanah senagai Ketua Koperasi Pemasaran Kupat Maju Sejahtera.

Tak hanya itu, dia juga aktif sebagai Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) yang merupakan program dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Yuli bertugas membantu para pelaku usaha mikro untuk mengembangkan bisnis mereka.

 "Jadi saya punya tugas besar sebagai pemberdaya UMKM sekaligus menjaga agar usaha saya stabil. Tawaran naik kelas sebetulnya banyak, tawaran kerjasama banyak. Semua melirik UMKM, tapi saya mengalir saja," tandas dia.

Untuk diketahui, KUR memang merupakan salah satu instrumen BRI untuk membuat UMKM naik kelas.

Dalam artikel yang diterbitkan bri.co.id pada 28 Oktober 2022, disebutkan bahwa BRI mempertegas komitmen dalam melakukan pemberdayaan ekosistem bisnis berbasis ekonomi kerakyatan. 

BRI menciptakan sumber pertumbuhan baru dengan memberdayakan UMKM melalui pendanaan hingga pendampingan usaha.

Penyaluran KUR maupun Kredit Umum Perdesaan (Kupedes) diharapkan mampu mengakselerasi UMKM agar skala usahanya makin besar dan naik kelas. (mzk)