Berita Semarang

Bhikkhu Thudong Jalan Kaki dari Thailand ke Magelang akan Mampir Semarang untuk Pemberkahan

Rombongan bhikkhu thudong yang jalan kaki dari Thailand ke Magelang rencananya mampir di Semarang untuk pemberkatan di Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Ilustrasi Bhikkhu Buddha melakukan pemberkatan di Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, di hutan kota Bukit Kassapa, Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Rombongan bhikkhu thudong (bhikkhu hutan) yang viral di media sosial lantaran melakukan jalan kaki dari Thailand menuju ke Borobudur Magelang direncanakan bakal mampir di Kota Semarang.

Para bhikkhu thudong ini berjalan kaki sebagai bagian dari rangakaian merayakan Waisak 2023 atau 2567 BE pada 2 Juni mendatang.

Diprediksi para bhikkhu thudong tiba di Kota Lumpia antara Sabtu 27 Mei atau Minggu 28 Mei tergantung pada perkembangan terkini perjalanan mereka. 

Para bhikkhu thudong nantinya akan bermalam di Wihara Adi Dharma, Kota Semarang.

Keesokan harinya, mereka menuju Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Bukit Kassap, Banyumanik, Kota Semarang.

"Para bhikkhu thudong akan menerima dana pindapata, makan siang, dilanjutkan upacara pemberkahan Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, dan bersilahturahmi dengan masyarakat Kota Semarang," ucap Sekretaris Pengurus Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Santiphala Wahyudi kepada Tribunjateng.com, Senin (15/5/2023).

Masyarakat Kota Semarang dapat berinteraksi dengan para bhikkhu thudong di Wihara Sima 2500 Buddha Jayanti.

Bahkan, panitia telah mengundang berbagai umat agama lain, di antaranya saudara pemeluk Islam dari Masjid Nurul Iman, Pudakpayung, Persaudaraan Lintas Agama, umat Gereja GPDI Banyumanik, dan unsur lainnya.

"Iya hadir pula perwakilan pemerintah daerah, tokoh lintas agama dan budaya."

"Kegiatan itu supaya masyarakat dapat mengenal tradisi bhikkhu thudong."

"Serta semaksimal meningkatkan semangat kebhinekaan di Indonesia," imbuh Wahyudi.

Thudong adalah ritual perjalanan dengan cara berjalan kaki yang dilakukan oleh para bhikkhu/bhiksu.

Istilah thudong berasal dari bahasa Thailand. Secara harafiah, kata 'thudong' diartikan sebagai 'sarana untuk melepaskan diri.'

Kegiatan thudong merujuk pada praktik pertapaan ekstrem yang diizinkan Sang Buddha untuk murid-muridnya.

Selain berjalan kaki, ritual lain yang disebut thudong juga termasuk makan satu kali sehari, tidak berbaring, hanya mengenakan jubah yang terbuat dari potongan kain yang dibuang, dan berteduh hanya di pohon.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved