Berita Nasional
4.011 Kades se-Jabar Kumpul di Bandung Temui Ganjar Pranowo, Curhat Ribetnye Kelola Dana Desa
4.011 kades se-Jabar berkumpul di Lapangan Prabuwangi Arcamanik, Bandung, untuk menemui Ganjar Pranowo. Para kades curhat ribetnya mengelola dana desa
Penulis: Hermawan Endra | Editor: Yayan Isro Roziki
- 4.011 kades se-Jabar berkumpul di Lapangan Prabuwangi Arcamanik, Bandung, untuk bersilaturahmi dan menemui Ganjar Pranowo.
- Ribuan kades se-Jabar tersebut curhat kepada Ganjar ihwal ribetnya mengelola dana desa.
TRIBUNMURIA.COM, BANDUNG - 4.011 kepala des (Kades) se-Jawa Barat berkumpul di Bandung, pada Minggu (14/5/2023)
Ribuan kades se-Jabar tersebut berkumpul untuk mengikuti acara halal bihalal dan bertemu dengan Ganjar Pranowo, bakal caplon presiden (Capres) 2024 yang diusung PDIP dan PPP.
4.011 kepala desa se-Jawa Barat begitu antusias menyambut Ganjar Pranowo di Lapangan Prabuwangi Arcamanik, Kota Bandung.
Ribuan kades itu datang dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Ada yang berasal dari Cirebon, Garut, Sumedang, Subang, Tasikmalaya dan sekitarnya.
Mereka rela menempuh perjalanan hingga berjam-jam hanya untuk bertemu Ganjar.
Saat Ganjar tiba di lokasi, ribuan Kades itu langsung mengerumuninya.
Para kepala desa ini rela berdesakan untuk bersalaman dan foto bersama Ganjar.
Nama Ganjar dielu-elukan oleh ribuan kades dari Jawa Barat ini. Mereka mendoakan Ganjar menjadi Presiden Republik Indonesia pada 2024.
Suasana halal bihalal Ganjar dengan para kades itu berlangsung gayeng.
Sejumlah hiburan rakyat khas Jabar dipertunjukkan. Ganjar juga berdialog dengan sejumlah kades.
Beragam persoalan disampaikan para kades kepada Ganjar . Selain sangat dekat dengan para kades, Ganjar selama ini juga menjadi Dewan Pembina Papdesi, perkumpulan perangkat dan kepala desa se Indonesia.
"Kami ini bingung dengan regulasi dana desa pak. Sering berubah-ubah dan regulasinya membingungkan."
"Kami juga berharap kami diberi keleluasaan untuk mengelola dana desa tanpa takut," kata Fitriani Dewi, Kades Jembarwangi, Kabupaten Sumedang.
Hal senada disampaikan Maskari, Kades Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.
Maskari mengatakan, sistem pelaporan dana desa membuat para Kades pusing kepala.
"Kalau bisa dipermudah Pak, saya dan Sekdes pusing kepala. Bingung pak," ucap Maskari.
Ganjar memahami betul keluhan dari para kades itu.
Sebab tak hanya di Jabar, persoalan pengelolaan dana desa sekaligus pelaporannya memang menyulitkan seluruh kades, termasuk di Jawa Tengah.
"Iya, ada dua hal sebenarnya yang dikeluhkan kawan-kawan Kades."
"Pertama, terkait dengan keleluasaan teman-teman Kades mengelola dana desanya."
"Tanpa banyak diintervensi. Sehingga perlu aturan yang sifatnya lebih umum sehingga secara kewenangan otonom mereka bisa mengelola sendiri," katanya.
“Hal itu wajar karena saat pandemi kemarin, ketentuan penggunaan dana desa. Sehingga, aturannya sangat rigid,"imbuhnya.
Namun, dia meyakini dengan pengalaman para kades, sudah saatnya memberikan kelonggaran kepada kades untuk mengelola dana desanya.
Sehingga, peruntukan umum bisa diberikan aturan, tapi selebihnya bisa disesuaikan dengan prioritas desa masing-masing.
"Kedua, cara pelaporan keuangan. Mereka berharap tidak terlalu sulit. Kalau bisa sederhana, maka itu sangat membantu mereka."
"Sehingga, para kades ini konsentrasi pada pembangunan desanya, bukan soal administratif."
"Cuma saya ingatkan, tidak dikorupsi. Pesen saya itu, jangan korupsi,” tandasnya. (*)
| Beredar Surat Pemecatan Gus Yahya, Waketum: Bukan Surat Resmi PBNU |
|
|---|
| 'Dulu Kritik Tambang, Sekarang Ribut', Mahfud MD Respons Pergolakan PBNU |
|
|---|
| Ihwal Dinamika PBNU, Waketum Amin Said Husni: Jalan Satu-satunya Islah |
|
|---|
| Katib Syuriah PBNU: Ultimatum Rais Aam Tak Lazim, Islah Paling Rasional |
|
|---|
| Sofwan PDIP Harap RUU Komoditas Strategis Bangkitkan Industri Tembakau Nasional |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/kades-jabar-ganjar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.