Berita Pati

Bersama Klaster UMKM BRI Nasi Gandul Pati jadi Makin Unggul, QRIS Mudahkan Transaski

Nasi gandul khas Pati makin unggul setelah mendapat pendampingan dari Klaster UMKM BRI dengan QRIS, sehingga memudahkan transaksi dengan pelanggan.

TribunMuria.com/Mazka Hauzan Naufal
Andika, pengelola Warung Nasi Gandul Romantis Desa Gajahmati, menunjukkan QRIS yang dipakai untuk transaksi nontunai, Senin (8/5/2023). 

Setelah H. Sardi berpulang pada 2021 lalu, warung yang telah berjualan sejak 1978 ini dikelola oleh anak dan cucunya.

“Eyang Kung (kakek) saya, Pak Sardi, dulu jualan nasi dengan cara dipikul. Kan dagangannya gemandul (bergelantungan), maka oleh pembeli disebut nasi gandul."

"Buka sejak 1978, warung ini sekarang saya, generasi ketiga, yang mengelola,” kata cucu mendiang Sardi, Andika, pada TribunMuria.com, Senin (8/5/2023) siang.

Siang itu, Warung Nasi Gandul Romantis cukup ramai. Andika bersama tiga orang perempuan pramusaji tampak sibuk melayani pembeli.

Meja tempat mereka meracik menu pesanan pembeli berada di tengah pikulan bambu. Satu sisi pikulan berisi kuali besar dengan kuah nasi gandul yang mendidih. Sementara sisi pikulan satu lagi berisi satu bakul besar nasi putih.

Sedangkan, di tengah-tengahnya terdapat meja berisi empal daging sapi dan aneka jeroan sapi, antara lain usus, hati, limpa, dan otak.

Para pramusaji tampak cekatan menyiduk nasi, menggunting daging dan jeroan menjadi potongan-potongan kecil, mengguyur kuah, serta menuang kecap dan sambal ke piring pesanan pembeli.

“Di sini lauk yang laris lidah, daging, koyor, sama kikil sapi yang besar. Harganya per porsi daging dan jeroan Rp17 ribu."

"Kalau kikil kaki sapi yang besar, bisa buat rame-rame, antara Rp75 ribu-80 ribu. Kalau nggak habis dan dibungkus masih saya bonusi kuah,” ungkap Andika.

Pengelola warung nasi gandul yang tergolong legendaris ini bermitra dengan BRI melalui penerapan pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan keagenan BRILink.

Andika mengatakan, dengan bantuan BRI, sudah sekira satu tahun ini warungnya memasang QRIS untuk pembayaran nontunai (cashless).

“Pembayaran QRIS di sini sejak satu tahun lalu. Dulu awalnya orang BRI yang ke sini menyosialisasikan. Sekarang makin banyak yang pakai QRIS, apalagi waktu Idulfitri kemarin. Rata-rata sekitar 25 persen pelanggan yang pilih pembayaran pakai QRIS,” ujar dia.

Anak ketiga almarhum Sardi dan bibi dari Andika, Suhartatik, menilai penggunaan QRIS memang praktis dan memudahkan.

“Transaksinya mudah. Bisa menghindari uang palsu dan mengurangi peredaran uang kertas. Dulu waktu ditawari BRI, saya langsung mau. Karena memang sudah saya tunggu-tunggu."

"Sebagai penjual, saya lebih suka QRIS. Lebih praktis, nggak perlu hitung-hitung uang, apalagi kalau ada pesanan besar,” ucap perempuan yang akrab disapa Tatik ini.

Halaman
1234
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved