Dukun Pengganda Uang

Profil Slamet Tohari Dukun Pengganda Uang dan Malaikat Maut Banjarnegara

Slamet Tohari atau Mbah Slamet adalah seorang dukun pengganda uang yang terlibat dalam kasus pembunuhan berantai di Desa Balun, Banjarnegara.

|
Facebook
Profil Slamet Tohari atau Mbah Slamet, dukun pengganda uang sekaligus pelaku pembunuhan berantai asal Kabupaten Banjarnegara. 

TRIBUNMURIA.COM, BANJARNEGARA - Slamet Tohari atau Mbah Slamet adalah seorang dukun pengganda uang yang terlibat dalam kasus pembunuhan berantai di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.

Bagaimana sosok dan profil Slamet Tohari?

Informasi tentang profil Slamet Tohari Si Dukun Pengganda Uang dan Malaikat Maut Banjarnegara ini berdasar keterangan dari Kepala Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono.

Baca juga: Ini Pesan Terakhir Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Jadi Petunjuk Ungkap Kasus

Profesi dan usaha yang dilakoninya kurang jelas dan tidak diketahui banyak warga di desanya.

Istri Slamet sempat menjual kubis sebagai mata pencaharian.

"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi istrinya sempat dagang kubis," katanya kepada Tribunmuria.com, Senin (3/4/2023).

Mahbudiono juga baru tahu bahwasanya Slamet Tohari seorang dukun pengganda uang berdasar informasi dari korban lain asal Palembang.

Mbah Slamet adalah seorang pelaku pembunuhan berantai yang dalam kesehariannya jarang kelihatan.

Rumahnya terletak di pinggiran dan bersebelahan dengan sungai, sehingga jauh dari warga yang lain dan orang-orang di sekitarnya juga cuek.

"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.

Ladang yang digunakan sebagai tempat penguburan mayat korban adalah milik orangtua Slamet.

"Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.

Sejauh ini, polisi telah mengevakuasi 13 kantong jenazah dari lokasi tersebut, dan Slamet telah ditangkap dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup.

Modus

Slamet Tohari alias Mbah Slamet menggunakan modus mengiming-imingi para korban dengan keuntungan besar bilamana menggandakan uang di tempatnya.

Korban dijanjikan misal setor uang Rp40 juta hingga Rp70 juta akan digandakan menjadi Rp5 miliar.

Bukannya menempati janji, para korban malah dibunuh secara keji dengan dikubur di satu liang lahat di area perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Polisi telah melakukan penggalian sejak Senin (3/4/2023) siang.

Penggalian merupakan hasil penulusuran polisi dengan pemantik terbunuhnya korban korban pertama atas inisial PO (53) warga Sukabumi, Jawa Barat.

Informasi yang dihimpun, 10 jenazah tersebut dibawa ke RSUD Banjarnegara.

Identifikasi Mayat

Polda Jateng bakal memeriksa secara spesifik 10 mayat korban dukun pengganda uang di Banjarnegara.

Kabidbumas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng akan mengindentifikasi mayat tersebut malam ini.

"10 jenazah masih penyelidikan, malam ini akan diidentifikasi tim DVI Polda Jateng," katanya melalui pesan singkat Whatsapp, Senin (3/4/2023) malam.

Iqbal meminta terhadap keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya silahkan laporan ke Polres Banjarnegara.

Dapat pula mendatangi kantor kepolisian terdekat.

"Nanti akan dibantu untuk proses identifikasi," bebernya.

Pengungkapan Kasus

Polisi mengungkap kasus pembunuhan berantai ini berdasar sebuah petunjuk.

Petunjuk yang dipakai ialah pesan terakhir korban Mbah Slamet, pria berinisial PO.

PO sempat mengirimkan pesan kepada anaknya.

PO (53) adalah warga yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.

Kasus ini dapat terungkap bermula pada Senin (27/3/2023), saat anak dari korban PO, yaitu GE melapor kepada kepolisian akan kehilangan ayahnya.  

Berdasarkan pengakuan dari GE pada Juli 2022, ia diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan pelaku TH alias Mbah Slamet di Wonosobo.

Kala itu, korban PO dan anaknya GE pergi dari Sukabumi menuju Wonosobo menggunkan bus.

Sesampainya di Wonosobo mereka bertemu dengan Mbah Slamet, dukun pengganda uang yang dimaksud.

Ketika sampai di Wonosobo pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

Di rumahnya itu korban mengungkapkan keinginannya untuk menggandakan uang.

Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.

Hingga pada Senin (20/3/2023)  korban datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara sendiri tanpa ditemani anaknya. 

Korban diketahui sampai di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023) menggunakan kendaraan Wuling hitam.

Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah WhatsApp (WA) yang isinya sebagai berikut: 

"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.

Kemudian pada Jumat (24/3/2023) komunikasi sudah tidak terhubung dan hp dari korban sudah tidak aktif. 

Hingga akhirnya polisi dapat mengevakuasi korban yang sudah dikubur itu pada Sabtu (1/4/2023). 

Punya Asisten

Pelaku punya asisten untuk main medsos

Modus operandinya tersangka ini memiliki tangan kanan bernama BS.

BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar.

"Akhirnya BS mempertemukan antara korban PO dan Mbah Slamet," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribunmuria.com, saat konferensi pers Senin (3/4/2023). 

Namun dalam perjalanannya pelaku Mbah Slamet ini merasa kesal karena ditagih terus oleh korban terkait penggandaan uang yang dijanjikan.

"Pelaku kesal kemudian memberikan minuman apotas, kemudian membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa."

"Motifnya kesal sering ditagih oleh korban."

"Selain itu Slamet takut akan dilaporkan hingga korban akhirnya diracun," terangnya.

Mbah Slamet diketahui sudah menjadi dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.

"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp5 miliar."

"Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp 40 juta sampai yang Rp50 juta," terangnya.

Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp11 juta sebagai hasil penggandaan.

Uangnya didapat tersangka dipakai untuk bayar hutang.

"Kapolres mengingatkan agar berhati-hati dengan modus penipuan dan dukun pengganda uang. (jti)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved