Sejarah Solo

Solo Pernah Diterjang Banjir Bandang Tahun 1966, Puluhan Warga Tewas, 1000 Lainnya Alami Luka

Puluhan tahun lalu, Solo juga pernah direndam banjir. Bahkan banjir yang persisnya terjadi pada 1966 itu menewaskan hampir seratus warga

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Muhammad Olies
Istimewa
 Banjir bandang yang melanda Kota Solo pada tahun 1966. Genangan air banjir merendam pusat-pusat penting Kota Solo. 

Tak berhenti di tahun tersebut, pada tahun 1966 Kota Solo kembali dilanda banjir besar. Masih menurut sumber yang sama, banjir itu menggenangi sebagian kantor penting yakni Gedung BNI Unit I, II, dan III, Balai Kota Solo, Kantor Pos, Kantor eks Karesidenan Surakarta, Pasar Gede, Gereja Purbayan, dan sebagainya.

Banjir pada tahun 1966 itu, hampir semua wilayah kota yang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan di Kota Solo terendam banjir setinggi antara 1,5 hingga 2 meter. Akibatnya, selama beberapa hari roda ekonomi dan pemerintahan mengalami kemandegan.

Bahkan, sebagian jalan di pusat ekonomi dan pemerintahan di Kota Solo tidak dapat dilalui, transportasi dan telekomunikasi terputus sehingga pertolongan datang menunggu air banjir surut. Banjir tersebut hampir tiga perempat wilayah kota yang meliputi empat kecamatan, yakni Pasar Kliwon, Jebres, Serengan, dan Banjarsari.

Baca juga: Sungai Bengawan Solo Limpas, Warga Kampung Daleman Jaten Karanganyar Mengungsi ke Masjid

Dengan adanya banjir yang melanda pada tahun 1966 tersebut, dalam jurnal berjudul Banjir dan Bantuan di Surakarta, Filantropi dalam Banjir Solo Tahun 1966 (2022) yang ditulis oleh Nur Isnaini Firdhaus Kholidah disebutkan, banjir tersebut ditetapkan menjadi bencana nasional.

Dijelaskan dalam jurnal tersebut, banjir yang melanda Kota Solo terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor di antaranya, yaitu kondisi geografis Kota Solo yang cenderung lebih rendah dari wilayah yang mengelilingi Kota Bengawan.

Kota Solo berada di dataran rendah dengan tempat kurang lebih 92 meter di atas permukaan laut.

Berarti, Kota Solo lebih rendah atau sama tingginya dengan permukaan Bengawan Solo serta dilalui oleh beberapa sungai yakni Kali Pepe, Kali Anyar, dan Kali Jenes yang semuanya bermuara di Bengawan Solo.

Hal itu menyebabkan Kota Solo rawan tergenang banjir.

Faktor lain yang menjadi penyebab banjir pada tahun 1966 adalah  terjadinya curah hujan yang tinggi selama beberapa hari yang kemudian menyebabkan Bengawan Solo tidak mampu menampung debit air dan akibatnya meluap ke pemukiman warga serta tempat penting lainnya.

Sedangkan, menurut catatan tanggal 20 Maret 1966 banjir yang melanda Kota Solo mengakibatkan 71 orang meninggal dunia, 26 orang mengalami luka, dan 1 orang gantung diri akibat depresi.

Catatan selanjutnya, pada tanggal 1 April 1966, korban meninggal dunia akibat banjir bertambah yaitu 90 orang yang terdiri dari 72 orang penduduk Kota Surakarta, sedangkan 18 lainnya bukan penduduk atau warga Solo. Korban luka-luka mencapai 1.340 orang. (*)

sumber: https://matalensaku.com/foto-menarik/banjir-solo-1966/

 

 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved