Pemilu 2024

Dewan Pakar PKS Gencarkan Budaya Antipolitik Uang, Rizal Bawazier: Harus Ada yang Memulai

Budaya praktik politik uang menjadi salah satu tantangan dalam mewujudkan suatu proses pemilihan yang demokratis.

Penulis: Dina Indriani | Editor: Muhammad Olies
IST
Bawaslu Demak melaunching tiga desa anti politik uang di Pantai Istana Tambakbulusan, Minggu (15/12/2019) 

TRIBUNMURIA.COM,BATANG - Dewan Pakar DPP PKS Rizal Bawazier mengatakan budaya praktik politik uang menjadi salah satu tantangan dalam mewujudkan suatu proses pemilihan yang demokratis.

Maraknya politik uang ini dirasakan semua pihak baik para calon yang berkompetisi memperebutkan suara pemilih, aparat penyelenggara pemilu, penegak hukum, pemantau bahkan para calon pemilih sebagai objek sekaligus sasaran dari proses politik uang.

"Untuk itu, menghilangkan fenomena praktik politik uang dibutuhkan komitmen dan kerjasama semua pihak," kata Rizal Bawazier, Minggu (12/2/2023). 

Menurut pria yang akrab disapa RR itu, politik uang dalam pemilu merupakan praktik yang tidak etis dan dapat merusak integritas proses pemilihan. 

Praktik itu juga bisa membuat proses pemilu menjadi tidak adil.

"Sebenarnya pendekatan dengan politik uang atau money politic juga tidak menjadi jaminan seseorang bisa mengikuti apa yang diiinginkan, karena ada anggapan bahwa tanpa money politic maka kita bisa kalah, tidak semua begitu, tapi yang penting adalah menggunakan pendekatan hati," tuturnya, Minggu (12/2/2023).

Baca juga: Pemilu 2024, Bawaslu Jepara Waspadai Hoaks, SARA, dan Politik Uang

Baca juga: Viral Video Duit Ora Payu!, Adik Sepupu Gus Baha Menang Pilkades Tanpa Politik Uang di Rembang

Baca juga: Tangkap Bandar Narkoba, Anggota Polisi Malah Dikepung dan Dilempari Batu, Satu Mobil Digulingkan

Diakuinya, melawan politik uang memang membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Sebab seringkali praktik ini dilakukan secara terselubung dan sulit untuk dilacak sehingga harus konsisten dan terus menerus.

"Ada beberapa pemilihan kepala desa yang tidak menggunakan politik uang, hal itu bisa terwujud karena proporsi wilayah dan ada penggeraknya, itulah gerakan kecil yang bisa jadi inspirasi daerah lain untuk melakukan hal sama, gerakan itu bisa jadi bergerak ke ranah yang lebih besar, meski tidak bisa sepenuhnya hilang, tetap harus ada yang memulai," imbuhnya.

Upaya itu juga dibutuhkan komitmen bersama, termasuk media dalam mengajak masyarakat menolak  politik uang.

"Para jurnalis sebagai pelopor informasi bisa terus mengedukasi masyarakat mengenai dampak politik uang, jangan asal memilih karena diberi Rp 100 Ribu -Rp 200 Ribu, kemudian menyesal selama lima tahun karena tidak ada perubahan pembangunan dan lainnya," tandas Rizal Bawazier.(din)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved