Gempa Turki

Warga Semarang Selamat dari Gempa Turki, Hammam: Makanan Tiap Hari Ada, Tapi Kekurangan Pakaian

Korban selamat gempa Turki mulai mengeluhkan kekurangan pakaian. Naun untuk urusan makanan sudah memadai.

Istimewa
Hammam Ishthifaulloh 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Korban selamat gempa Turki mulai mengeluhkan kekurangan pakaian.

Naun untuk urusan makanan sudah memadai. Tiap hari pemerintah mensuplai makanan untuk warga yang selamat dari bencana alam itu.

Salah satu korban selamat adalah Hammam Ishthifaulloh. Ia merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini tinggal di Turki.  

Hammam yang sedang menempuh pendidikan S1 di Kahramanmaraş Sütçü İmam University, Turki ini mengaku membutuhkan pakaian lantaran pakaian miliknya tak sempat dibawa saat menyelamatkan diri dari gempa bumi.

"Kalau untuk barang saya sendiri, cuman handphone sama badan saya yang saya selamatkan kemarin, dan enggak sempat balik lagi ke apartemen karena sudah bahaya juga untuk masuk. Sudah sangat parah kalau dimasukin takutnya kenapa-kenapa kalau balik (ke apartemen)," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (11/2).

Mahasiswa jurusan ekonomi itu mengatakan untuk pakaian  masih agak sedikit  kurang karena terbatasnya bantuan donasi.

"Pakaian masih agak sedikit kurang cuman baru dapat beberapa," katanya.

Baca juga: Selamat dari Gempa, Ini Kesaksian Mahasiswa Asal Semarang yang Kuliah di Kahramanmaraş Turki

Baca juga: Ini Tujuh Poin yang Tertulis di Surat yang Disebut Pernyataan Utang Rp 92 Miliar Anies ke Sandi

Baca juga: Bhayangkara FC Tak Berdaya Ladeni Persita Tangerang, Skor Berakhir 1-0

Paska musibah itu, Hammam bersama sekira 100 orang mahasiswa Indonesia lainya sementara tinggal di wisma KBRI Turki.

"Kita tidak tahu di KBRI berapa lama nah untuk itu pakaian sangat kita perlukan seperti baju" ucapnya.

"(Sedangkan untuk) makanan alhamdulillah tiap hari sudah dikasih sama KBRI jadi insyaallah cukup kalau untuk makanan," imbuhnya.

Kampus yang ia gunakan untuk menempuh pendidikan S1 itu juga masih libur samapai waktu yang belum diketahuinya.

"Libur, kampus saya juga dibuat untuk posko penginapan korban bencana," bebernya.

"(Libur kuliyah) baru dikasih waktu sampai tangal 20 ini, dan setelah tangal 20 ini mungkin ada pengumuman baru lagi apakah segera lanjut atau bakal lama," jelas Hammam

Hingga kini ia masih menunggu kabar mengenai perkuliyahanya itu, kendati sejumlah temanya sudah ada yang memiliki rencana pulang ke Indonesia.

"Kalau teman-teman mahasiswa sendiri beberapa ada yang merencanakan untuk pulang dulu ke Indonesia sambil menenangkan diri dan sambil menunggu kabar kuliyah lagi," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved