Berita Blora

Hasil Asesmen Nasional di Blora, Literasi dan Numerasi Siswa Masih Rendah

Kemampuan literasi dan numerasi siswa di Blora, baik pada jenjang SD ataupun SMP itu berada di bawah kompetensi minimum.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/AHMAD MUSTAKIM
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Blora 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kemampuan literasi dan numerasi siswa di Blora, baik pada jenjang SD ataupun SMP itu berada di bawah kompetensi minimum atau bisa dikatakan rendah.

Hal itu diketahui usai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI) telah mengumumkan rapor pendidikan hasil asesmen siswa tahun 2022 beberapa waktu lalu.

Hasil dapat dilihat melalui situs rapor pendidikan Kemdikbud tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Aunur Rofiq melalui Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, Titik Umiyati mengungkapkan, rendahnya kemampuan literasi dan numerasi diduga karena budaya membaca pada anak-anak masih minim.

Sehingga penambahan wawasan dari membaca masih belum maksimal.

"Saya akan berupaya dengan bedah raport pendidikan," ungkapnya saat ditemui tribunmuria.com di kantornya, Kamis (9/2/2023).

Baca juga: Hadiri Pembukaan RS Mitra Keluarga Slawi, Bupati Umi Ingatkan Layanan Dokter dan Seyum Ramah Petugas

Titik Umiyati menjelaskan, bedah rapor pendidikan pada setiap sekolah dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pada masing-masing sekolah.

Selain itu, kegiatan tersebut dapat menjadi cara analisis awal untuk menentukan langkah intervensi yamg akan dilakukan.

"Sehingga, setiap sekolah jadi tahu permasalahan yang dihadapi. Karena di literasi tidak hanya membaca saja. Tapi ada beberapa sub yang harus kita lihat," jelas Titik Umiyati.

Saat ini, pihaknya sedang menyusun mengenai apa saja yang harus disiapkan untuk mengurai masalah tersebut.

"Karena ini perlu segera mendapat tindakan. Kalau tidak, hal itu akan mempengaruhi yang lain," terang Titik Umiyati

Dikatakannya, rata-rata kemampuan literasi SD berdasarkan asesmen nasional tahun lalu berada di angka 1,77.

Angka itu berada di bawah rata-rata provinsi Jawa Tengah yang mencapai 1,83.

Meskipun berada di atas rata rata nasional yang nilainya sekitar 1,68.

"Masih ada 30,12 persen siswa yang baru mencapai kemampuan dasar.  Ada pula 12,3 % siswa yang perlu intervensi khusus," papar Titik Umiyati.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved