Gempa Turki

Update Gempa Turki, Korban Tewas Capai 8.364 Orang, Belum Ada Laporan Warga Jateng Jadi Korban

Gubernur Jawa Tengah, Ganajr Pranowo, terus memantau update dan perkembangan laporan korban dari gempa Turki atau Turkiye.

|
AFP
Warga mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh, menyusul gempa bumi di desa Azmarin, dekat perbatasan Turki di utara provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah, awal 6 Februari 2023. - Setidaknya 100 dilaporkan tewas di Suriah utara setelah gempa berkekuatan 7,8 yang berasal dari Turki dan dirasakan di negara-negara tetangga. (Photo by OMAR HAJ KADOUR / AFP) 

TRIBUNMURIA.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganajr Pranowo, terus memantau update dan perkembangan laporan korban dari gempa Turki atau Turkiye.

Sejauh ini, Ganjar belum mendapat laporan adanya warga Jateng yang menjadi korban gempa Turki.

Dilaporkan, tim SAR terus berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan.

Baca juga: Gempa Turki, Tiga WNI Dilaporkan Terluka, Sudah Dirujuk ke Rumah Sakit

Baca juga: UPDATE Gempa Turki: Korban Tewas Ditemukan Capai Lebih 2.300 Orang, Ada Puluhan Gempa Susulan

Laporan terbaru menyebutkan, korban tewas akibat gempa Turkiye-Suriah mencapai 8.364 pada Rabu (8/2/2023).

Dikutip dari kantor berita AFP, rinciannya adalah 5.894 orang tewas di Turkiye dan 2.470 di Suriah.

Sebelumnya, pada Rabu pagi WIB AFP melaporkan bahwa jumlah korban tewas sebanyak 7.826 jiwa di kedua negara.

Tim penyelamat saat ini terus mencari orang-orang yang tertimpa reruntuhan, dan jumlah korban kemungkinan bisa bertambah.

Pejabat WHO bahkan memperkirakan hingga 20.000 orang mungkin tewas dalam gempa Turkiye dan Suriah.

Gempa Turkiye-Suriah bermagnitudo 7,8 terjadi pada Senin (6/2/2023) pukul 04.17 waktu setempat dengan kedalaman sekitar 17,9 kilometer di dekat Kota Gaziantep, Turkiye, yang dihuni kira-kira dua juta orang.

Getaran dari gempa Turkiye dan Suriah terasa sampai Greenland, kata Survei Geologi Denmark dan Greenland.

"Gelombang gempa mencapai seismograf di pulau Bornholm, Denmark kira-kira lima menit setelah guncangan dimulai," kata seismolog Tine Larsen kepada AFP.

"Delapan menit setelah gempa, guncangan mencapai pantai timur Greenland, menyebar lebih jauh ke seluruh Greenland," tambahnya.

Gempa Turkiye terbaru ini adalah yang paling mematikan di negara tersebut sejak gempa bermagnitudo 7,4 pada 1999.

Saat itu, lebih dari 17.000 orang tewas termasuk sekitar 1.000 korban di Istanbul.

Waktu kejadian dini hari, lokasi berpenduduk, garis patahan yang relatif tenang, dan lemahnya konstruksi bangunan merupakan beberapa faktor mengapa gempa Turkiye-Suriah begitu mematikan.

Ganjar terus pantau perkembangan gempa Turki

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait bencana gempa bumi di Turki dan Suriah.

Ganjar belum menerima informasi apakah ada WNI asal Jawa Tengah yang turut menjadi korban.

"Kami masih koordinasi terus menerus," kata Ganjar usai mengikuti rapat koordinasi mingguan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian secara virtual dari rumah dinasnya, Rabu (8/2/2023).

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Ganjar meminta agar terus memonitor kabar dan informasi terkini. "Kami belum mendapatkan laporan yang resmi dari Kemenlu mudah-mudahan hari ini bisa dapat informasi itu," tegasnya.

Ganjar turut berduka atas bencana gempa bumi dahsyat yang terjadi di Turki dan Suriah.

Ganjar juga mendorong Pemerintah Indonesia untuk bisa segera mengirimkan bantuan.

"Kita sedang berduka melihat luarbiasa (gempanya). Saya mendapatkan video yang cukup banyak, merinding juga melihat kondisi itu saya kira beberapa negara sudah membantu, Indonesia mesti membantu juga," tandasnya.

Sebagai informasi, pada 6 Februari 2023, terjadi dua gempa bumi berkekuatan magnitudo 7.8 melanda Turki selatan dan tengah.

Gempa pertama terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan luas di Turki dan Suriah.

Gempa berkekuatan besar itu diberitakan telah menewaskan ribuan orang dan meratakan bangunan di wilayah terdampak gempa.

Tiga WNI jadi korban luka

Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan jadi korban luka dalam bencana gempa Turkiye - Suriah

Hal tersebut diungkapkan Duta Besar Republik Indonesia (RI), Lalu M Iqbal, Senin (6/2/2023).

“Tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang di Hatay,” ujar Iqbal kepada wartawan. 

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada di kedalaman 24,1 km, dan berlokasi 23 km di sebelah timur Nurdagi, Provinsi Gaziantep.

Dua gempa susulan dengan kekuatan Magnitudo 6,4 dan Magnitudo 6,5 dilaporkan terjadi Provinsi Gaziantep.

Iqbal mengatakan saat ini tiga WNI itu sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Iqbal juga menegaskan KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal, dan tak ada informasi ada WNI yang menjadi korban tewas.

“KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di daerah tersebut, satgas perlindungan WNI dan PPI sekitar lokasi. Sejauh ini tak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia,” tuturnya.

Iqbal memberikan Hotline KBRI Ankara untuk dihubungi terkait informasi atas bencana gempa tersebut, yaitu di +90-532-135-22-98.

Menurut Iqbal, sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemennya karena mengalami rusak parah. Demikian dilansir dari Kompas TV.

 “KBRI Ankara mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat.

Iqbal pun mengatakan saat ini ada 6.500 WNI yang terdata di Turki, dan dari jumlah tersebut sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya.

“Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa, sebagian lainnya WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional,” ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Terus Bertambah, Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 8.364 Orang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved