Berita Nasional

Ini Sejarah NU Terjun ke Politik Praktis, Mampu Bersaing dengan Kelompok Nasionalis dan Komunis

Puncak Resepsi harlah 1 Abad NU digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Berbagai dinamika pernah dialami ormas keagamaan terbesar di Indonesia ini

Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATIM.COM/FATIMATUZ ZAHROH
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Puncak Resepsi 1 Abad NU di Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) 

Saat itu perolehan Partai NU berada di tempat ketiga dengan 6.955.141 suara (18,41 persen) dan 45 kursi di parlemen.

Sementara posisi pertama ditempati Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan 8.434.653 suara (22,32 persen) dan 57 kursi parlemen. Sementara Masyumi berada pada posisi kedua dengan 7.903.886 suara (20,92 persen) dan 57 kursi.

Dalam perjalanannya, Partai NU juga mendukung upaya memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Namun, cita-cita politik sulit diwujudkan karena kelompok partai Islam di parlemen mencapai 45,2 persen.

Sedangkan koalisi nasionalis dan komunis saat itu mencapai 42,8 persen. Hal itu artinya dari kedua kelompok tidak ada yang mencapai 2/3 suara yang dibutuhkan buat memenangkan pemungutan suara.

Alhasil, karena kebuntuan buat merumuskan konstitusi baru akhirnya Presiden Soekarno menerbitkan dekrit pada 5 Juli 1959.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "1 Abad NU dan Kiprah Partai Nahdlatul Ulama di Panggung Politik Nasional", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2023/02/07/12282911/1-abad-nu-dan-kiprah-partai-nahdlatul-ulama-di-panggung-politik-nasional#.

Editor : Aryo Putranto Saptohutomo

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved