Berita Regional
Abad 17, Sabuk Air Buatan Kolonial Efektif Atasi Banjir di Kota Semarang, Bisa Ditiru Era Sekarang
Pemerintah kolonial Belanda sudah mengembangkan sistem sabuk air di Kota Semarang. Perencanaan terkait sistem drainase itu efektif mengatasi banjir
Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pemerintah kolonial Belanda sudah mengembangkan sistem sabuk air di Kota Semarang.
Perencanaan yang matang terkait sistem drainase itu efektif mengatasi banjir di Kota Lumpia.
Manajemen saluran air di Kota Semarang teryata telah ada berabad-abad silam.
Satu di antaranya adalah Banjir Kanal Barat atau Western Bandjirkanaal, yang dibangun pada 1875 hingga 1879.
Bangunan Banjir Kanal Barat pernah didokumentasi oleh De locomotief : Samarangsch handels-en advertentie-blad terbitan 14 Maret 1885.
Di masa itu, pemerintah kolonial tak main-main dalam hal pengelolaan lingkungan khususnya saluran air.
Bukan hanya pengelolaan saluran primer seperti Banjir Kanal Barat, namun juga saluran sekunder dan tersier.
Pada awal abad 20 pengelolaan saluran air di Kota Semarang kembali diupgrade.
Mengutip catatan Jessup H, dalam The Dutch Colonial Villa yang diterbitkan pada 1984.
Master plan pengembangan Kota Semarang yang dilakukan oleh pemerintah kolonial pada 1930, juga fokus pada manajemen saluran air.
Di mana pada era tersebut, Ingenieur Herman Thomas Karsten mengajukan rencana pengembangan Kota Semarang.
Selain mengembangkan wilayah atas Kota Semarang atau yang disebut Semarang Hiterland, ia juga memikirkan saluran air sekunder hingga tersier.
Pembangunan saluran air sekunder di beberapa titik rampung dua tahun setelah master plan disetujui oleh pemerintah kolonial, tepatnya pada 1932.
Satu di antara saluran sekunder tersebut ada di wilayah Peterongan Kota Semarang.
Baca juga: Baru Kali Ini Sejarah di Semarang, Ita Pegang Posisi Wali Kota Perempuan Pertama di Semarang
Baca juga: Megawati Hadiri Pelantikan Walikota Semarang, Ganjar dan Istri Jemput di Lanumad Ahmad Yani
Baca juga: WASPADA, Penculik Berkeliaran di Pati, Incar Bocah SD, Iming-Imingi Uang Rp 200 Ribu
De Locomotief sempat memberitakan pembangunan kanaal atau Kanal Peterongan pada 12 Juni 1932.
| Mubes Nahdliyin Nusantara: Selamatkan Jamiyyah dari Krisis Kepemimpinan |
|
|---|
| 100 Hari Wafatnya Imam Aziz: Mengenang Kiai Rakjat Melalui Dua Buku |
|
|---|
| 100 Hari Wafatnya KH M Imam Aziz: Launching Buku dan Refleksi Gagasan Sang Intelektual Rakyat |
|
|---|
| Bocah 5 Tahun Selamat dari Timbunan Longsor Berkat Baskom Tutupi Kepala |
|
|---|
| Kolaborasi YLPKGI dan Muhammadiyah Resmikan SPPG, Arsjad Rasjid: Penggerak Ekonomi Lokal |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/ran-ma.jpg)