Berita Regional

Abad 17, Sabuk Air Buatan Kolonial Efektif Atasi Banjir di Kota Semarang, Bisa Ditiru Era Sekarang

Pemerintah kolonial Belanda sudah mengembangkan sistem sabuk air di Kota Semarang. Perencanaan terkait sistem drainase itu efektif mengatasi banjir

Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
Istimewa
Arsip dari koran masa kolonial De Locomotief pada 12 Juni 1932, terkait adanya pembangunan kanal air skunder di wilayah Peterongan Kota Semarang.  

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pemerintah kolonial Belanda sudah mengembangkan sistem sabuk air di Kota Semarang

Perencanaan yang matang terkait sistem drainase itu efektif mengatasi banjir di Kota Lumpia.

Manajemen saluran air di Kota Semarang teryata telah ada berabad-abad silam.

Satu di antaranya adalah Banjir Kanal Barat atau Western Bandjirkanaal, yang dibangun pada 1875 hingga 1879.

Bangunan Banjir Kanal Barat pernah didokumentasi oleh De locomotief : Samarangsch handels-en advertentie-blad terbitan 14 Maret 1885.

Di masa itu, pemerintah kolonial tak main-main dalam hal pengelolaan lingkungan khususnya saluran air.

Bukan hanya pengelolaan saluran primer seperti Banjir Kanal Barat, namun juga saluran sekunder dan tersier.

Pada awal abad 20 pengelolaan saluran air di Kota Semarang kembali diupgrade.

Mengutip catatan Jessup H, dalam The Dutch Colonial Villa yang diterbitkan pada 1984.

Master plan pengembangan Kota Semarang yang dilakukan oleh pemerintah kolonial pada 1930, juga fokus pada manajemen saluran air.

Di mana pada era tersebut, Ingenieur Herman Thomas Karsten mengajukan rencana pengembangan Kota Semarang.

Selain mengembangkan wilayah atas Kota Semarang atau yang disebut Semarang Hiterland, ia juga memikirkan saluran air sekunder hingga tersier.

Pembangunan saluran air sekunder di beberapa titik rampung dua tahun setelah master plan disetujui oleh pemerintah kolonial, tepatnya pada 1932.

Satu di antara saluran sekunder tersebut ada di wilayah Peterongan Kota Semarang.

Baca juga: Baru Kali Ini Sejarah di Semarang, Ita Pegang Posisi Wali Kota Perempuan Pertama di Semarang

Baca juga: Megawati Hadiri Pelantikan Walikota Semarang, Ganjar dan Istri Jemput di Lanumad Ahmad Yani

Baca juga: WASPADA, Penculik Berkeliaran di Pati, Incar Bocah SD, Iming-Imingi Uang Rp 200 Ribu

De Locomotief sempat memberitakan pembangunan kanaal atau Kanal Peterongan pada 12 Juni 1932.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved