Berita Jateng
Grup Legendaris Nasida Ria Bikin Heboh Kampung Nelayan Tambakrejo, Lagu Perdamaian Tetap Favorit
Grup musik legendaris asal Semarang Nasida Ria tampil menghibur warga di Kampung Nelayan Tambakrejo, Tanjungmas Semarang.
Penulis: Agus Salim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Grup musik legendaris asal Semarang Nasida Ria tampil menghibur warga di Kampung Nelayan Tambakrejo, Tanjungmas Semarang.
Mereka hadir untuk memenuhi undangan dalam acara Penta Klabs IV dengan tema “Malih Dadi Segara” (Berubah Menjadi Laut) di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, 17 hingga 21 Desember 2022.
Sorak sorai penonton pun bergemuruh saat satu per satu personil grup qasidah Nasida Ria naik ke panggung.
"Selamat malam, alhamdulillah sehat semua nggih?," kata Rien Jamain (60) anggota personel grup Nasida Ria Semarang saat menyapa antusiasme warga dari atas panggung.
Tak lupa, Rien Jamain juga mendoakan warga Kampung Nelayan Tambakrejo agar senantiasa diberi keselamatan dari ancaman rob pesisir.
Baca juga: Jumlah Pemudik Nataru ke Jateng Minim, Kepolisian Memastikan Pengamanan Tetap Diperkuat
"Mugi-mugi selamet sedanten," imbuhnya.
Dalam menghibur warga Kampung Nelayan di Tambakrejo, Nasida Ria tampil dengan beberapa lagu andalan mereka.
Seperti Perdamaian, Sajadah Merah, Kota Santri, Bom Nuklir, Jasa Ibu, hingga Asik Santai.
Saat lagu Perdamaian didendangkan, ratusan orang yang hadir berjoget kecil.
Ibu-ibu sekitar juga tak luput menggerakkan tangan ke kanan dan ke kiri disertai goyangan kecil.
"Saya fans berat Nasida Ria. Kehadiran mereka di sini menghibur kami," ucap seorang ibu saat asyik berjoget yang enggan disebut namanya.
Ketua panitia acara, Puji Nugroho, mengatakan, Penta Klabs merupakan festival dua tahunan Kolektif Hysteria di tempat khusus (sites specific art project biennale) yang melibatkan multistakeholder.
Adapun kegiatan secara umum meliputi tiga acara utama, yakni pameran/art project, paralel event, dan symposium.
Dikatakannya, tema "Malih Dadi Segara (Berubah Menjadi Laut)" dipilih untuk merespons isu perubahan tata ruang akibat manusia beserta interaksinya dengan alam yang membuat beberapa pantai di utara Jawa (Pantura) terendam air pasang maupun terdampak abrasi.
"Tema tersebut untuk merespons isu persoalan pesisir, khususnya tentang perubahan tata ruang akibat manusia beserta interaksinya dengan alam serta dampak dari perubahan iklim yang membuat di beberapa daerah di Pantai Utara (Pantura) terendam air," katanya disela acara pada Rabu (21/12/2022) malam.