Berita Jateng
Yuk Telusuri, Ada Petilasan Ratu Kalinyamat, Jejak Makam Tua hingga Motif Batik Mantingan di Tegal
Di Kota Tegal, Jawa Tengah, terdapat petilasan Ratu Kalinyamat, sosok pejuang perempuan asal Jepara yang berhasil membangun kekuatan maritim.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Moch Anhar
"Tapi sekarang sudah tidak ada juru kuncinya. Perawatan dan pemeliharaan dilakukan bersama-sama oleh warga," ungkapnya.
Warga, Kariyah (60), mengatakan, semua warga mengetahui jika petilasan itu merupakan peninggalan Ratu Kalinyamat, putri dari Raja Demak.
Dulunya itu batu yang digunakan untuk istirahat.
"Kata orang kuna, petilasan itu bukan orang Tegal. Tapi tempat istirahat Ratu Kalinyamat asli Demak," ujarnya.
Bukti Jejak Ratu Kalinyamat
Sementara itu, Sejarawan Pantura Wijanarto mengatakan, cerita keberadaan Ratu Kalinyamat di Tegal memang diturunkan dari sejarah tutur masyarakat.
Tetapi ada beberapa bukti yang bisa menjadi bahan penelusuran lebih lanjut.
Pertama, banyaknya makam tua di wilayah Kelurahan Kalinyamatwetan dan Kalinyamatkulon.
Makam-makam tersebut menjadi jejak orang-orang yang membantu perjuangan Ratu Kalinyamat dan suaminya Sultan Hadlirin.
"Di sana banyak makam-makam tua, di luar kelurahan ada makam Mbah Tunon. Di area kelurahan ada makam Mbah Waru Lekor," katanya.
Wijanarto menjelaskan, bukti selanjutnya bahwa banyak perajin batik di Kelurahan Kalinyamatwetan dan Kalinyamatkulon.
Selain itu, motif batiknya terpengaruh dengan motif batik mantingan Jepara yang identik desain flora.
"Gaya batik mantingan mempengaruhi industri batik di Kalinyamat, Tegal. Di mana di Masjid Mantingan Jepara, itu sangat indah dengan dekorasi desain floranya," ungkapnya.
Wijanarto mengatakan, dalam perkembangannya Kelurahan Kalinyamat di Tegal mengalami pemekaran, di bagi menjadi Kalinyamatwetan dan Kalinyamatkulon.
Baca juga: Pelatih PSIS Semarang: Layak Menang atas PSS Sleman karena Perjuangan yang Luar Biasa
Tetapi ia menilai, tanggungjawab eksplorasi jejak peninggalan Ratu Kalinyamat bisa dilakukan oleh kedua kelurahan.
Sehingga nantinya potensi yang ada bisa lebih dikembangkan.
"Paling tidak untuk mengeksplorasi kembali, karena di situ banyak peninggalan makam yang perlu dicari jejaknya.
Termasuk sejarah batik mantingan yang mempengaruhi industri batik area tersebut," pesannya. (*)