Polisi Nyamar Wartawan

Pengamat Kepolisian Sebut Promosi Iptu Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Rugikan Polri, Mengapa?

Pengamat Kepolisian Puskampol (Pusat Kajian Militer dan Kepolisian) Sebut Pengangkatan Iptu Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Rugikan Polri, Kok Bisa?

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.com
Ilustrasi oknum polisi nakal. 

Pengamat kepolisian menyatakan, pengangkatan Iptu Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Kradenan, Blora, sebagai bagian dari promosi jabatan justru merugikan institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Mengapa bisa?

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Promosi jabatan Iptu Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Kradenan, Blora, dinilai justru punya dampak tak baik atau bahkan cenderung merugikan Polri.

Hal ini disampaikan Peneliti Pusat Kajian Militer dan Kepolisian (Puskampol), Andy Suryadi.

Andy, yang juga merupakan dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu, menilai pengangkatan Iptu Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Kradenan Blora sebagai keputusan tak menguntungkan.

Baca juga: Cerita Ketua PWI Blora Kaget Umbaran Wibowo Ternyata Perwira Polisi: Dulu Sering Liputan Bareng

Baca juga: Polda Jateng Akui Iptu Umbaran Wibowo Anggota Polri Menyamar Jadi Wartawan: Tugasnya Selesai 2021

Baca juga: 14 Tahun Liputan, Eks Wartawan di Blora Ternyata Polisi yang Menyamar, Kini Jadi Kapolsek

Sebab, keputusan itu membuat banyak lembaga atau organisasi lain melakukan bersih-bersih, dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap adanya penyusupan intel, setelah berita itu mencuat.

"Iya ada kerugian bagi Polri karena kini banyak orang yang lebih jaga-jaga," ujarnya kepada TribunMuria.com, Rabu (14/12/2022).

Menurutnya, meski penugasan Iptu Umbaran Wibowo sebagai intel khusus (intelsus) telah selesai, seyogyanya Polri tidak menempatkan yang bersangkutan pada jabatan yang mencolok publik.

Seharusnya, lanjut dia, Polri bisa main lebih halus dengan menempatkan Iptu Umbaran Wibowo di satuan-satuan yang selaras dengan visi misi dunia intelejen.

Dengan begitu, penyamaran Iptu Umbaran Wibowo tidak langsung teridentifikasi, atau minimal tidak menghebohkan publik.

Ada pertimbangan lain

Andy Suryadi, Peneliti Pusat Kajian Milliter dan Kepolisian (Puskampol); cum dosen pada Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Andy Suryadi, Peneliti Pusat Kajian Milliter dan Kepolisian (Puskampol); cum dosen pada Universitas Negeri Semarang (Unnes). (Dok Pribadi)

Namun begitu, sambung Andy, mungkin ada pertimbangan lain dari Polri melihat dari jenjang karir dan kepangkatan, sehingga harus segera dipromosikan tapi tidak ada slot lain.

"Keputusan itu memang kurang menguntungkan karena organisasi lain, bisa jadi sekarang lebih waspada soal asal usul anggotanya," jelasnya. 

Ia menuturkan, intel menyaru di sebuah organisasi atau lembaga bukanlah hal baru.

Pengamatannya, hal itu  banyak pula ditemukan di kampus-kampus yang mana polisi nyaru jadi mahasiswa, bahkan hingga menjadi ketua himpunan mahasiswa dan aktivis.

"Termasuk di profesi lain, menarik karena terblow-up ada anggota polisi menyamar jadi wartawan selama 14 tahun," bebernya.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved