Bom Astana Anyar

Bom Bunuh Diri Astana Anyar, Eks Napiter Sebut BNPT Perlu Dievaluasi: Kiprahnya Belum Terasa

Ihwal bom bunuh diri Astana Anyar Bandung, pengamat terorisem yang juga mantan napi terorisme (napiter) Sofyan Tsauri sebut BNPT perlu dievaluasi

Penulis: Hermawan Endra | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Mantan narapidana terorisme (napiter) yang saat ini menjadi pengamat terorisme, Sofyan Tsauri. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pengamat terorisme, Sofyan Tsauri, angkat bicara tentang aksi terorisme bom bunuh di Astana Anyar, Bandung, Rabu (7/12/2022).

Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung dilakukan oleh mantan napi terorisme atau eks napiter.

Menurut Sofyan Tsauri, ada pihak yang perlu disorot dalam persoalan ini, yakni BNPT.

Kata Sofyan Tsauri yang juga merupakan eks napiter ini, program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih belum optimal.

Sofyan Tsauri menyebut, sejauh ini kiprah BNPT dalam hal deradikalisasi masih kurang bisa dirasakan masyarakat. 

Ini terlihat, pelaku bom bunuh diri adalah mantan napiter yang pernah dipenjara di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, dan telah mengikuti program deradikalisasi BNPT.

Baca juga: Detik-detik Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung, Pria Bersajam Terobos Apel Pagi

Baca juga: Terduga Pelaku Bom Mapolsek Astanaanyar, Indekos di Sukoharjo Sejak September 2021

Baca juga: Pelaku Bom Astana Anyar Mantan Napi Yang Berstatus Merah, Kapolri: Sudah Deradikalisasi Tapi Sulit

Sementara, terkait dengan motif pelaku bisa dilihat dari barang bukti sepeda motor pelaku di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Terlihat dari motornya tertulis KUHP dan hukum syirik/kafir perangi penegak hukum setan QS 9: 29 Lalu di atas lampu ada bendera 1515 artinya itu dari kelompok 1515 artinya kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah, red)," paparnya.

Sofyan Tsauri menyebut, dari motif ini, sasaran pelaku aksi terorisme adalah simbol-simbol pemerintahan dan aparatus penegak hukum, yang dinilai menjalankan hukum-hukum kafir.

Sedangkan ditilik dari bom yang digunakan, ia menduga, bom tersebut adalah bom ransel.

Entah itu menggunakan kemasan panci atau tupperware.

"Dilihat lukanya si pelaku bomber, belakang punggung berlobang besar, arti nya dia membawa bom ransel di belakang, entah pakai panci atau tupperware, masih diteliti."

"Yang jelas ketika terjadi ledakan efeknya kedepan."

Sofyan Tsauri menduga, bahan peledaknya menggunakan TATP, biasa disebut the mother of satan.

"Sejenis bahan peledak high explosive, yang punya daya ledak tinggi dan punya daya hancur luar biasa," kata Sofyan Tsauri.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved