Berita Blora
Angka Kemiskinan Turun Menjadi 11,53 Persen, Bupati Arief: Kado Ultah Blora ke 273
Bupati Blora Arief Rohman sambut gembira angka kemiskinan turun dari 12,39 persen menjadi 11,53 persen.
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA, BLORA - Berdasarkan data dan informasi kemiskinan kabupaten/kota di Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, angka kemiskinan di Blora turun dari 12,39 persen menjadi 11,53 persen.
Bupati Blora Arief Rohman, menyambut gembira dengan turunnya angka kemiskinan di Blora tersebut.
‘’Ini menjadi kado di Ultah Blora ke -273,” ucap Arief Rohman kepada Tribunmuria.com, Kamis (1/2022).
Baca juga: Wilayah Jepon Dilanda Banjir Diduga Kiriman Dari Hutan, Bupati Arief: Terakhir Kali 25 Tahun Lalu
Arief Rohman mengatakan, kerja keras belum selesai memang untuk terus menurunkan angka kemiskinan di Blora.
“Terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya, terkhusus untuk Wakil Bupati, Tri Yuli Setyowati selaku Ketua Tim percepatan pengentasan kemiskinan,’’ ungkap Arief Rohman.
Sementara, Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati, hasil itu memang patut disyukuri, meski sebenarnya belum memenuhi target.
Dikemukakannya, target penurunan kemiskinan di Blora tahun 2022 sebenarnya 11,4 persen.
‘’Untuk tahun 2023 mudah-mudahan angka kemiskinan di Blora bisa turun secara signifikan,’’ terang Tri Yuli Setyowati.
Diketahui, persoalan kemiskinan di Kabupaten Blora memang menjadi perhatian serius oleh pemerintah di Blora.

Di tahun 2021, ada di angka 12,39 persen.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemimpin di Blora, baik Bupati Arief Rohman maupun Wakil Bupati Tri yuli Setyowati.
Diantaranya sempat belajar dan diskusi panjang lebar soal kemiskinan di Kantor BPS. Harapannya bisa ada solusi dan pemecahan terkait resep jitu untuk menurunkan kemiskinan di Blora.
Banyak faktor warga dikatakan miskin. Diantaranya, meski warga memiliki 10 sapi, tanah luas, tapi kondisi rumah masih beralaskan tanah, tembok gedek, tidak punya MCK, mereka tergolong miskin.
Terpisah, Kepala BPS Blora, Nurul Choiriyati, mengatakan, ada banyak kriteria garis kemiskinan.
“Salah salah satunya dilihat dari makanan dan non makanan. Untuk yang menentukan kriteria miskin ada 9,” ucap Nurul Choiriyati.
Baca juga: Hadiri Muscab HMI Blora, Bupati Arief: Kalau Ingin Sukses Harus Mampu Berbuat Lebih
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Blora Indah Purwaningsih, mengungkapkan ada 9 kriteria masyarakat miskin.
Mulai tidak memiliki pekerjaan tetap, tidak punya rumah, pengeluaran untuk makanan 70 persen, tidak memiliki MCK.
“Termasuk, penerangan dari PLN 450 Watt atau tidak berlistrik, rumah beralaskan tanah, berdinding kayu, bambu, kawat. Beli baju sekali dalam setahun,” pungkas Indah Purwaningsih. (kim)