Berita Jateng

Tak Pernah Dapat Bantuan Sosial, Jadi Inspirasi Dimas Raih Juara Favorit Pada Ajang AYRIS 2022

Dimas Muhamad Ngubaidulah (17) siswa kelas 11 SMKN 3 Salatiga mendapat juara favorit dalam ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) 2022.

TRIBUNMURIA.com/Hanes Walda
Dimas Muhamad Ngubaidulah (tengah) membawa piala saat berfoto dengan didampingi kepala sekolah dan guru pendamping, Senin (14/11/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, SALATIGADimas Muhamad Ngubaidulah (17) siswa kelas 11 SMKN 3 Salatiga mendapat juara favorit dalam ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) 2022.

Dalam kompetisi ini terdapat dua kategori yakni ilmiah dan non ilmiah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Kompetisi ini digelar secara online pada 5 September – 23 Oktober 2022.

Siswa kelas 11, Dimas Muhamad Ngubaidulah mengaku dalam kompetisi ini membuat karya ilmiah berupa puisi dan saat seleksi, lalu ia masuk dalam sepuluh besar.

“Untuk kategorinya yakni campuran, jadi yang ikut kompetisi ini para siswa SMP, SMA/SMK seluruh Indonesia,” kata Dimas kepada Tribunmuria.com, Senin (14/11/2022).

Setelah masuk ke jenjang Top Ten, Dimas harus mempresentasikan karya puisinya.

“Presentasinya dalam bahasa Inggris dalam 15 menit,” ujarnya.

Untuk menjadi juara favorit, kategori penilaian dengan like instagram terbanyak dan voting terbanyak.

“Saat itu ada dua instagram, yang mengunggah kan dari pihak penyelenggara jadi dalam dua instagram tersebut ada sekitar 200-an like,” jelasnya.

Dimas merupakan anak yang suka membuat puisi dan membaca novel, ia terinspirasi membuat puisi dalam kompetisi ini dari faktor ketidaksetaraan di Indonesia.

Puisi ketidaksetaraan yang Dimas angkat yakni ketidaksetaraan dalam memberikan bantuan sosial di Indonesia.

“Judul puisinya Bangsa dipikirku, jadi garis besarnya tentang bangsa Indonesia dipikiran saya khususnya beberapa waktu ini seperti kurangnya pemerataan bantuan yang saya lihat tapi tidak terlihat secara nasional,” paparnya.

“Salah satu contoh di keluarga saya sendiri, beliau ditinggal meninggal suami dan tidak memiliki anak, dia hanyalah seorang pembantu dan tidak pernah mendapatkan bantuan sosial sampai saat ini padahal ada tetangga yang mampu justru mendapatkan bantuan,” imbuhnya.

Guru pendamping, Siti Sulaikah mengatakan bahwa setiap tahun, SMKN 3 Salatiga selalu mengirim siswa untuk Tes Of English for Internasional Communications (TOEIC), sehingga pihaknya mendapatkan informasi tentang kejuaraan ini dari TOEIC.

“Lombanya ini dalam rangka mencari siswa yang kompeten dalam bahasa inggris karena yang memberikan informasi ini dari TOEIC, jadi siswa SMK jika ingin laku kerja harus memiliki sertifikat tersebut,” Kata Siti. (han)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved