Berita Jateng

Untuk Perempuan, Ini Pesan Naysilla Mirdad Lewat Film Inang

Film berjudul Inang ini memberikan semangat melawan stigma masyarakat yang memandang perempuan sebelah mata.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Raka F Pujangga
Tribun Muria/Idayatul Rohmah
Press conference film Inang bersama lima pemain di XXI DP Mall Semarang, Minggu (23/10/2022). 

"Saya pribadi melihat film ini bukan dari sisi seram atau mencekamnya, tapi lebih ke realita yang dekat dengan kita. Sosok wulan sebenarnya bisa terjadi si sekitar kita bahkan circle kita pernah mengalami seperti itu, cuma bagaimana caranya supaya kita peduli dan tidak bernasib seperti wulan di film ini," ungkap David.

Baca juga: Penampakan Coto Menggala Kotawaringin Banyak Diminati Peserta KMAN VI di Papua

Dalam sinopsisnya, film ini menceritakan sosok Wulan yang merupakan kasir sebuah supermarket.

Dia ditinggal oleh kekasihnya setelah mengetahui dirinya hamil.

Wulan yang enggan menggugurkan kandungannya lantas mencari solusi.

Karena kurangnya wawasan, Wulan mencari jalan keluar secara online yang kemudian membawanya ke sebuah group media sosial yang mengaku sebagai kelompok relawan pro-life yang fokus membantu ibu hamil yang mengalami situasi kurang beruntung.

Ia bertemu dengan keluarga Santoso yang menawarkan Wulan tempat tinggal dan mengurus kesehatannya.

Lambat laun di tengah kehamilannya, ia tak lagi merasakan ketenangan di rumah keluarga Santoso. Ia diminta melakukan ruwatan atau pembersihan, sebab bayi yang dikandungnya akan lahir pada hari Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir bulan Safar.

"Isunya sangat relate banget sih, soal toxic relationship, KDRT, bertemu orang lain di sosial media yang kita sebenarnya tidak tahu background-nya seperti apa. 

Makanya Film ini ingin mendekatkan ke penonton," kata Emil.

Head of IDN Pictures & Sutradara Film Inang, Fajar Nugros menyampaikan, cerita ini penting untuk diangkat.

Berangkat dari pengalaman saya yang mengalami berbagai tradisi selametan, saya jadi tertarik untuk mengeksplor tema ini lebih lanjut.

Meski sering dilihat hanya sebagai tradisi, saya merasa ini menjadi nilai yang menarik untuk diangkat.

Pertama, cerita di film ini ikut mengenalkan betapa budaya Indonesia sangat beragam, terutama terkait mitos atau tradisi.

Terbukti, masih banyak yang ternyata belum tahu mengenai Rebo Wekasan ini.

Kedua, sosok Wulan dalam film ini juga mewakili kerasnya realita hidup seorang perempuan yang saya yakini ada banyak di sekitar kita namun mungkin tidak kita ketahui," kata Fajar dalam keterangannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved