Berita Blora

Curah Hujan Tinggi, Lahan Pertanian di Blora Terancam Gagal Panen

Sejumlah lahan pertanian di Blora terancam gagal panen karena curah hujan yang tinggi.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA/AHMAD MUSTAKIM
Sutarji (58) warga Kelurahan Mlangsen, memilih panen jagung lebih awal.  

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Akibat curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah lahan pertanian milik warga di beberapa wilayah kecamatan Blora kota, terancam gagal panen bahkan merugi. 

Seperti yang dialami oleh Karsito (53) warga kelurahan Beran, lahan miliknya yang ditanami beberapa komoditas jenis jagung dan labu. 

Kemudian sayur- mayur terancam gagal panen akibat air merendam lahan pertanian miliknya.

Baca juga: Lantai Rumah Retak, Munadji : Biasanya Mau Longsor

Lahan miliknya berada di wilayah Jalan lingkar baru, tepatnya belakang Kantor kecamatan Blora kota. 

“Ini memang sudah menjadi resiko ketika memasuki musim hujan seperti ini. Seluruh tanaman yang baru ditanam maupun udah lama ditanam bisa jadi gagal panen nantinya,” ucapnya saat di temui di lahan pertaniannya, Senin (17/10/2022). 

Pembuatan talut dan saluran air yang tidak merata menjadi penyebab terjadinya banjir ketika hujan. 

Sehingga ketika hujan terus menerus mengguyur air dari saluran tersebut meluap dan membanjiri lahan.

“hampir seminggu hujan turun, di mana, tanaman rentan tergenang air hujan, dan juga karena adanya talud atau pembuatan got pembuangan air yang tidak merata, dan rendah dekat tanaman, akibatnya air luapan dari selokan, masuk ke dalam lahan yang menggenangi tanaman kami,” terangnya.

Curah Hujan Tinggi
Kondisi sejumlah lahan pertanian milik warga di beberapa wilayah kecamatan Blora kota terancam gagal panen. Hal ini disebabkan akibat curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.


Karsito mengaku hanya mengandalkan pertaniannya untuk memutar ekonomi.

"Iya cuma ini mas kerjanya, hanya seorang petani, jika  hujan ini turun terus dan tak tau kapan redanya, dipastikan tanaman yang saya tanam seperti jagung, labu, kacang panjang, kacang kedelai pasti gagal panen dan mengalami kerugian jutaan rupiah," ungkapnya.

Senada, Sutarji (58) warga Kelurahan Mlangsen, kini memilih memanen sebagian tanaman jagungnya lebih awal. 

Sebab ia tak mau mengambil resiko lebih besar dan akan beralih ke padi.

Bahkan ia masih membiarkan tanaman jagung mereka di ladang. 

Sebagian jagung masih berdiri dan mulai menguning, namun ada juga yang roboh dan terendam air. 

"Ini kita panen yang masih umur sebulanan, sudah tidak bisa diselamatkan, karena jagung pasti akan membusuk, sebab jagung bukan tanaman yang membutuhkan banyak air," jelasnya. 

Baca juga: Imbau Warga Tidak Buang Sampah di Sungai, Pemkab Kudus Siapkan Denda Rp 50 Juta Bagi Pelanggar

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved