Berita Jateng
Liga 2 Resmi Dihentikan Sementara, Manajemen Persijap Jepara Tidak Keberatan
Manajer Persijap Jepara Egat Sucawijaya tidak keberatan atas keputusan PT LIB untuk penundaan Liga 2 selama dua pekan.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA,.COM, JEPARA - Liga 2 2022-2023 resmi dihentikan sementara. Penghentian ini tertuang dalam Surat PT LIB Nomor 584/LIB-KOM/X/2022.
Dalam surat itu diberitahukan bahwa Liga 2 ditunda selama dua pekan.
Untuk perkembangan selanjutnya, kata PT LIB, menunggu kebijakan otoritas pemerintah melalui PSSI.
Menanggapi keputusan ini Manajer Persijap Jepara Egat Sucawijaya mengatakan sudah menerima surat pemberitahuan tersebut.
Pihaknya tidak keberatan atas keputusan PT LIB.
Dia memaklumi penghentian ini atas dasar kemanusiaan untuk menghormati korban jiwa atas insiden di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Baca juga: Trio Pemandu Karaoke Hajar Rekan Seprofesi karena Jengkel Diadu Domba dengan Mami
Baca juga: Warga Tenggeles Kudus Tolak Operasional Alih Fungsi Gudang Jagung Jadi Tempat Industri
Dalam insiden itu dilaporkan 125 suporter Arema FC meninggal dunia.
“Kita harus respect juga atas kejadian di Malang,” kata Egat kepada tribunmuria.com, Senin, 3 Oktober 2022.
Selama laga lanjutan ini berhenti, kata dia, manajemen Persijap akan memanfaatkan untuk mengevaluasi permainan pada pertandingan sebelumnya.
Tim pelatih akan menggunakan waktu selama dua pekan itu untuk berbenah sekaligus persiapan melawan Gresik United di Stadion Gelora Bumi Kartini.
Seyogyanya, Persijap Jepara akan melakoni laga ketujuh melawan klub asal Jawa Timur itu pada Jumat, 1 Oktober 2022 nanti.
Namun, setelah ada pengumuman penghentian sementara Liga 2 2022/2023, laga terakhir Persijap di kandang pada putaran pertama batal digelar minggu ini.
Sementara itu, Presiden Persijap Jepara M. Iqbal Hidayat mengungkapkan penundaan laga adalah keputusan yang tepat.
Pasalnya, semua insan sepakbola harus menghormati korban dan keluarga yang ditinggalkan atas tragedi di Malang, Jawa Timur.
Menurutnya, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi sepakbola Indonesia. Klub, panpel, pihak keamanan, harus belajar dari human error di Malang.