Berita Jateng

Pupuk Organik SMPN, Dari Limbah Jamu Mampu Tingkatkan Hasil Panen Padi

PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) berinovasi dalam mengembangkan produksi pupuk organik cair.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Moch Anhar
PT Sido Muncul Pupuk Nusantara
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui perusahaan afiliasinya yaitu PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) berinovasi dalam mengembangkan produksi pupuk organik cair. 

Dia berharap kolaborasi itu dapat menghindari krisis pangan ke depan, mengingat apa yang dilakukan dalam upaya menghadapi krisis pangan dunia melalui pengadaan teknologi pertanian.

“Kami lihat di Indonesia penghasil beras terbesar di Jateng dan tingkat efisiensi memang di Sukoharjo adalah nomor satu (penghasil beras) di Jawa Tengah. Kami base on practice mana yang terbaik itu yang akan kami ikuti. Mudah-mudahan di pertanian lain tidak perlu melakukan penelitian. Apa yang sudah berhasil di sini bisa kita dukung untuk percepatan pertanian,” tuturnya.

Petani Sukoharjo, Sukirno berharap pendampingan dari SMPN tidak berhenti di situ. Bahkan juga keluh kesah petani terkait pengadaan pupuk bisa direspons dan direkomendasikan Irjen Kementan melalui optimalisasi lahan atau program lain.

“Kami selaku petani memang berusaha bagaimana kemandirian petani agar tidak ketergantungan dari sisi pupuk-pupuk kimia, termasuk [pupuk] subsidi. Agar petani ke depan bisa mandiri dan hasilnya per hektare kurang lebih 9 ton,” ujarnya.

Dia mengatakan dengan produk pupuk SMPN yang berupa pupuk cair organik, dapat mengurangi tingkat kerusakan tanaman/hama. Tanaman juga lebih sehat dengan pupuk organik itu.

“Semoga ini bisa dikerjasamakan dengan pihak-pihak yang memberikan satu dukungan pada para petani,” tuturnya.

Baca juga: Dialog Opini Publik, Perlunya Satu Suara Informasi untuk Masyarakat di Jateng

Sementara itu, Management Representative Sido Muncul Pupuk Nusantara, Rafael Armen, menuturkan kenaikan selisih panen berkisar 1,71 ton per hektare usai penggunaan pupuk organik cair.

“Kami laporkan hasil ubinan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan (balai pelatihan pertanian) BPP, penyuluh pertanian lapangan) PPL dan petani. Hasil sebesar 8,2 ton per hektare untuk demplot yang menggunakan pupuk organik cair. Sedangkan yang tidak memakai pupuk organik cair bobot ubinnya 6,49 ton/hektare,” ujarnya.

Dengan demikian, lanjutnya, selisihnya 1,71 ton/hektare. 

Pencapaian hasil di atas hasil rata-rata pupuk konvensional ini kami dapatkan di setiap musim panen. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved