Berita Jateng
Pupuk Organik SMPN, Dari Limbah Jamu Mampu Tingkatkan Hasil Panen Padi
PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) berinovasi dalam mengembangkan produksi pupuk organik cair.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui perusahaan afiliasinya yaitu PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) berinovasi dalam mengembangkan produksi pupuk organik cair.
Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul David Hidayat mengatakan pengembangan produksi pupuk organik cair itu, sebagai upaya untuk mendorong peningkatan produksi hasil tanam petani di berbagai daerah.
Selain itu, lanjutnya, Sido Muncul Pupuk Nusantara juga berusaha maksimal untuk ikut berkontribusi dalam program pemerintah yaitu ketahanan pangan melalui pembuatan pupuk organik cair dan padat.
"Sebagai bagian dari industri berkelanjutan, kami berfokus pada bahan-bahan organik untuk pembuatan pupuk kami yaitu dengan bahan dasar limbah jamu," ujar David yang juga sebagai Direktur Utama Sido Muncul Pupuk Nusantara dalam keterangannya, Selasa (13/9/2022).
Baca juga: Pernah Dilucuti Dewa United di Tangerang, PSIS Semarang Ingin Kesempatan Kedua saat Hadapi Persita
Baca juga: Pasangan Mesum Pegawai Pemprov Tepergok Tim Elang saat Mobil Goyang di Marina Semarang
Menurutnya, penggunaan pupuk organik ini telah mampu meningkatkan hasil panen para petani binaan, salah satunya sudah dibuktikan saat proses ubinan padi di Sukoharjo yang disaksikan oleh Dinas Pertanian, Balai Pusat Statistik, Balai Penyuluh Pertanian, dan petani.
David menambahkan secara nyata pupuk organik cair produksi SMPN mampu meningkatkan hasil panen para petani binaan.
Bahkan hasilnya sudah dibuktikan saat proses ubinan di Sukoharjo yang juga didampingi oleh BPS, BPP, PPL dan para petani di daerah itu.
Sehari sebelumnya, Inspektur Jendral Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) Jan Samuel Maringka telah melakukan pengawasan on the spot hasil panen padi Kabupaten Sukoharjo itu. Pengecekan itu bertujuan memastikan kebenaran hasil ubinan yang berada di atas rata-rata.
Pengecekan dilakukan di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Senin (12/9).
Hasil ubinan menunjukkan adanya selisih kenaikan 26 persen untuk tanaman yang menggunakan pupuk organik cair milik Sido Muncul Pupuk Nusantara.
“Kami melihat ada keberhasilan di wilayah ini. Kami juga membawa kementerian untuk menguji bahwa ini laporan sebenarnya. Kemudian nanti akan kami kembangkan, kami sampaikan kepada pimpinan,” tutur Irjen Kementan, Jan saat pengecekan di lokasi itu.
Dalam kegiatan itu, dia memastikan ubinan padi yang dilakukan atas kolaborasi dari Pemda Sukoharjo, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan Sido Muncul Pupuk Nusantara sesuai dengan yang dilaporkan.
Ubinan merupakan satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran, dan penimbangan.
Dia menuturkan hasil laporan yang diterimanya, hasil panen mencapai 9,5 ton per hektare, 10 ton per hektare hingga 11 ton per hektare yang menunjukkan angka di atas rata-rata setelah penggunaan pupuk organik produk SMPM itu.
“Ternyata hasil diskusi dari petani dan SMPN, (pupuk) ini berasal dari limbah jamu. Kalau untuk manusia daya tahan cukup (karena jamu), tidak menutup kemungkinan limbah itu juga menyehatkan pertanian kita. Kalau memang berhasil di wilayah Sukoharjo, bukan tidak mungkin akan kami kembangkan di berbagai wilayah lain. Kehadiran kami sebatas pengawasan on the spot,” ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/PT-Sido-Muncul-Pupuk-8.jpg)