Berita Nasional

6 Oknum TNI AD Bunuh dan Mutilasi 4 Warga Sipil, Korban Disebut Simpatisan KKB Papua

6 anggota TNI AD tersangka kasus pembunuhan & mutilasi terhadap 4 warga di Papua. Korban disebut sebagai simpatisan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya

Istimewa
Ilustrasi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) - 6 oknum TNI AD jadi tersangka kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap warga sipil di Papua, yang disebut sebagai simpatisan KKB Papua pimpinan Eganius Kogoya. 

TRIBUNMURIA.COM - Dari Mayor hingga Pratu, berikut daftar enam oknum anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau TNI AD yang terlibat pembunuhan dan mutilasi terhadap simpatisan KKB Papu.

Mereka adalah Mayor Inf HF, Kapten Inf DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu RPC, dan Pratu R.

Diketahui, enam anggota TNI Angkatan Darat (AD) diduga terlibat dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap empat warga sipil di Kabupaten Mimika, Papua.

Di samping itu, empat warga sipil juga terseret dalam kasus itu.

Para pelaku, baik anggota TNI maupun sipil, sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, salah satu korban mutilasi diyakini merupakan simpatisan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Nduga.

"Dari hasil penyelidikan diketahui salah satu korban berinisial LN adalah jaringan dari simpatisan KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya yang aktif mencari senjata dan amunisi di Kabupaten Mimika," ujarnya, Minggu (28/8/2022), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Pura-puara jual senjata, bawa kabur uang Rp250 juta

Faizal menuturkan, kasus ini bermula saat para pelaku berpura-pura ingin menjual dua pucuk senjata api kepada korban.

Korban yang tertarik membeli kemudian mendatangi pelaku dengan membawa uang Rp250 juta.

Akan tetapi, pelaku justru membunuh serta memutilasi korban.

Selain itu, pelaku juga membawa kabur uang ratusan juta rupiah tersebut.

Tetap harus dihukum, bertindak di luar prosedur

Menyoal kasus ini, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies, Khoirul Fahmi, memberikan pandangannya.

Fahmi menyampaikan, meski korban disebut sebagai simpatisan KKB, hal itu bukan menjadi alasan bagi pelaku untuk membunuh korban.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved