Berita Jateng
Kenang Pendidikan Masa Zadul Lewat Museum Sekolah di Bangunan Cagar Budaya SMPN 1 Ungaran
Wilayah Kabupaten Semarang memiliki beberapa bangunan yang ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Satu di antaranya yakni bangunan SMPN 1 Ungaran.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Moch Anhar
"Banyak alat-alat sekolah seperti jangka, penggaris, meja tukang, meja guru, buku raport, mesin stensil, sepeda ontel hingga alat permainan ada di sini.
Kemudian kami bersama TACB diskusi dengan salah seorang dosen UKSW yang membuat museum Gatot Soebroto hingga lahirlah museum ini," imbuhnya.
Tatik menjelaskan bahwa tak hanya siswa, wali murid ataupun alumni SMPN 1 Ungaran yang diperbolehkan masuk ke museum sekolah itu.
Ia menambahkan, masyarakat umum ataupun warga di luar sekolahan bisa mengakses masuk museum tersebut.
“Semua kami persilakan masuk, asal datang pada jam dan hari kerja, karena ini kan sekolah,” imbuhnya.
Ia berharap bahwa jika terdapat alumni atau siapapun yang memiliki benda-benda pendidikan yang bersejarah untuk menitipkannya di museum SMPN 1 Ungaran.
"Barangkali nenek atau kakeknya masih memiliki alat-alat sekolah zaman dulu, daripada lari ke rongsokan alangkah lebih baik jika dititipkan di sini sebagai sarana pembelajaran. Nanti akan kami lengkapi dengan literasi sesuai sumbernya," harapnya.
Sementara Ketua TACB Kabupaten Semarang Tri Subekso menyambut baik atas peresmian museum sekolah tersebut.
Menurutnya, perjalanan sejarah dari waktu ke waktu SMPN 1 Ungaran juga penting untuk diketahui masyarakat.
“Ini sesuatu yang menarik, museum yang didirikan si bangunan cagar budaya.
Bangunan ini merupakan salah satu tanda perkembangan peradaban di Ungaran pada zaman dahulu.
Masyarakat harus tahu sejarah gedung ini. Sejak awal dibangun tahun 1911, kemudian difungsikan sebagai sekolah persiapan Kweekschool (guru), kantor Veld Politie (Polisi Lapangan), sekolah kehutanan, Sekolah Guru Bantu (SGB) hingga akhirnya resmi jadi SMPN 1 Ungaran pada tahun 1959," terangnya.
Sementara itu, seorang insiator dan perancang museum SMPN 1 Ungaran, Anthony Tumimomor mengatakan bahwa dirinya sebelumnya berupaya menggali data sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan informasi sejarah yang valid terkait bangunan dan cerita di balik bangunan itu.
Baca juga: Kudus Segera Gelar Seleksi Perangkat Desa, Dispermades: Jangan Sampai seperti Kabupaten Tetangga
“Ini kan bangunan cagar budaya.
Setelah kami melakukan penelusuran, ternyata banyak koleksi yang bisa seharusnya sudah menjadi barang museum.
Saya sebagai konservator akan selalu mengecek di sini, soal perawatan dan perbaikan.
Tujuannya mengenalkan kepada generasi muda dan membuat minimal civitas akademi ini bangga memiliki nilai sejarah tinggi.
Harapannya bisa memotivasi alimni untuk menambah lagi koleksi maupun literasi yang ada,” katanya.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyebutkan bahwa masih terdapat sebanyak 38 situs cagar budaya di wilayah yang dipimpinnya.
“Sehingga harus kami lestarikan meskipun masih banyak kekurangan.
Ini sangat luar biasa, pesan saya bangunan yang sudah direhab ini untuk terus dirawat, dijaga semuanya,” ujarnya seusai persemian. (*)