Berita Jateng

Kenang Pendidikan Masa Zadul Lewat Museum Sekolah di Bangunan Cagar Budaya SMPN 1 Ungaran

Wilayah Kabupaten Semarang memiliki beberapa bangunan yang ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Satu di antaranya yakni bangunan SMPN 1 Ungaran.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/REZA GUSTAV
Ruang Museum Sekolah SMPN 1 Ungaran, Kabupaten Semarang 

TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Wilayah Kabupaten Semarang memiliki beberapa bangunan yang ditetapkan sebagai situs cagar budaya.

Satu di antaranya yakni bangunan SMPN 1 Ungaran di Jalan Diponegoro Nomor 197, Kecamatan Ungaran Timur.

Selain bangunan bersejarah yang berdasarkan data telah dibangun sejak 1911 lalu, terdapat juga alat-alat sekolah zaman dahulu yang masih tersimpan rapi di sekolahan itu.

Berlandaskan gedung bersejarah dan benda-benda kuno, sejumlah pihak termasuk pihak SMPN 1 Ungaran terbesit keinginan untuk menciptakan sebuah museum sekolah hingga akhirnya terwujud.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha sendiri telah meresmikan museum sekolah di SMPN 1 Ungaran pada Sabtu (27/8/2022).

Museum itu berada di tiga ruangan di bangunan utama sekolahan.

Baca juga: Perjuangkan Harga Tembakau, Bupati Al Khadziq dan DPC APTI Temanggung Temui Direksi Gudang Garam

Tiga ruangan itu dipenuhi dengan barang-barang kuno di dunia pendidikan, sebagian besarnya merupakan peninggalan dari SMPN 1 Ungaran sendiri.

Misalnya, sabak yang diperkirakan digunakan di sekolahan itu sejak tahun 1950.

Sabak merupakan buku tulis kuno yang digunakan untuk menulis sebelum adanya buku tulis digunakan secara luas.

Sabak terbuat dari lempengan batu karbon yang dicetak lempengan segi empat dan ditulisi dengan menggunakan grip (mirip pensil) dan tulisannya dapat dihapus menggunakan tangan.

Selain sabak, alat-alat lain juga terpajang rapi di sana, misalnya buku tulis pada zaman sekitar tahun 1970, alat percetakan, tas sekolah guru, dan lain-lain.

Dari penuturan Kepala SMPN 1 Ungaran, Tatik Arlinawati, dimulainya pembuatan museum sekolah itu sejak 2021 lalu.

"Tahun kemarin (2021), gedung ini mendapatkan jatah revitalisasi dari Kementerian PUPR, kebetulan Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR) merupakan alumni di sini.

Mulai gedung A sampai E, kemudian gedung P dan L serta kantin dicat semua dan ditata," ujarnya saat ditemui di SMPN 1 Ungaran, Senin (29/8/2022).

Dari pemugaran itu, pihaknya bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang berdiskusi untuk membuat barang-barang bersejarah yang ada di sekolah tersebut dilestarikan. 

"Banyak alat-alat sekolah seperti jangka, penggaris, meja tukang, meja guru, buku raport, mesin stensil, sepeda ontel hingga alat permainan ada di sini.
Kemudian kami bersama TACB diskusi dengan salah seorang dosen UKSW yang membuat museum Gatot Soebroto hingga lahirlah museum ini," imbuhnya.

Tatik menjelaskan bahwa tak hanya siswa, wali murid ataupun alumni SMPN 1 Ungaran yang diperbolehkan masuk ke museum sekolah itu.

Ia menambahkan, masyarakat umum ataupun warga di luar sekolahan bisa mengakses masuk museum tersebut.

“Semua kami persilakan masuk, asal datang pada jam dan hari kerja, karena ini kan sekolah,” imbuhnya.

Ia berharap bahwa jika terdapat alumni atau siapapun yang memiliki benda-benda pendidikan yang bersejarah untuk menitipkannya di museum SMPN 1 Ungaran

"Barangkali nenek atau kakeknya masih memiliki alat-alat sekolah zaman dulu, daripada lari ke rongsokan alangkah lebih baik jika dititipkan di sini sebagai sarana pembelajaran. Nanti akan kami lengkapi dengan literasi sesuai sumbernya," harapnya.

Sementara Ketua TACB Kabupaten Semarang Tri Subekso menyambut baik atas peresmian museum sekolah tersebut.

Menurutnya, perjalanan sejarah dari waktu ke waktu SMPN 1 Ungaran juga penting untuk diketahui masyarakat.

“Ini sesuatu yang menarik, museum yang didirikan si bangunan cagar budaya.
Bangunan ini merupakan salah satu tanda perkembangan peradaban di Ungaran pada zaman dahulu.
Masyarakat harus tahu sejarah gedung ini. Sejak awal dibangun tahun 1911, kemudian difungsikan sebagai sekolah persiapan Kweekschool (guru), kantor Veld Politie (Polisi Lapangan), sekolah kehutanan, Sekolah Guru Bantu (SGB) hingga akhirnya resmi jadi SMPN 1 Ungaran pada tahun 1959," terangnya.

Sementara itu, seorang insiator dan perancang museum SMPN 1 Ungaran, Anthony Tumimomor mengatakan bahwa dirinya sebelumnya berupaya menggali data sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan informasi sejarah yang valid terkait bangunan dan cerita di balik bangunan itu.

Baca juga: Kudus Segera Gelar Seleksi Perangkat Desa, Dispermades: Jangan Sampai seperti Kabupaten Tetangga

“Ini kan bangunan cagar budaya.

Setelah kami melakukan penelusuran, ternyata banyak koleksi yang bisa seharusnya sudah menjadi barang museum.

Saya sebagai konservator akan selalu mengecek di sini, soal perawatan dan perbaikan.

Tujuannya mengenalkan kepada generasi muda dan membuat minimal civitas akademi ini bangga memiliki nilai sejarah tinggi.

Harapannya bisa memotivasi alimni untuk menambah lagi koleksi maupun literasi yang ada,” katanya.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyebutkan bahwa masih terdapat sebanyak 38 situs cagar budaya di wilayah yang dipimpinnya.

“Sehingga harus kami lestarikan meskipun masih banyak kekurangan.
Ini sangat luar biasa, pesan saya bangunan yang sudah direhab ini untuk terus dirawat, dijaga semuanya,” ujarnya seusai persemian. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved