Pesawat Jatuh di Blora
Cerita Mistis Warga Sekitar Lokasi Jatuhnya Pesawat T-50i di Blora, Punden Pertapaan Eyang Suro
Cerita Mistis Warga Sekitar Lokasi Jatuhnya Pesawat T-50i di Blora, Punden Pertapaan Eyang Suro Nginggil Mbah Suro Nginggil
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
"Biasanya kalih tahlilan hajatannya," tuturnya.
Diterangkannya, Mbah Suro Nginggil bukan kiai, melainkan aslinya seorang lurah.
"Kesetiannya istimewa. Kadigdayan e (kebesarannya, red), disungkani tiang kathah (dihormati banyak orang), wibawa," terangnya.
Dalam perhelatan hajat di punden ini masih menggunakan sesaji, karena untuk syarat adat Jawa.
"Iya masih ada dupa. Tapi yang hajatan ngambilnya hanya kepala, swiwi (sayap) dan cakar.
Kemudian yang memimpin doa dalam hajatan tersebut menggunakan lafadz Jawa dan arab termasuk juga ada tahlilan.
Adapun Desa Nginggil merupakan sebuah desa di perbatasan Jawa Tengah–Jawa Timur.
Secara historis, desa ini tercatat pernah melahirkan seorang tokoh fenomenal bernama Eyang Suro Nginggil.
Seorang lurah (Kepala Desa) yang memiliki kelebihan ilmu pengobatan alternatif dan kesakitan yang luar biasa.
Karena kelebihannya itu, sang lurah diberi gelar oleh rakyatnya dengan nama Pendhito Gunung Kendheng.
Dilansir dari laman resmi BPS Kabupaten Blora, Jumlah Penduduk Desa Nginggil hanya berada diangka 433 Jiwa.
Jumlah itu merupakan yang terendah se-Kecamatan Keradenan.
Ditambah lagi, Desa Nginggil mempunyai wilayah yang cukup luas, yakni 12.18 km⊃2;.
Hal ini tentu sangat kontradiktif. Berbeda dengan desa lain yang jumlah penduduknya tinggi meski luas wilayahnya minim.
Diberitakan sebelumnya, pesawat latih tempur milik TNI AU T-50i Golden Eagle jatuh di hutan turut Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022) malam.
Dalam peristiwa nahas ini, pilot pesawat Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, gugur dalam tugas latihan tempur. (kim)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/punden-eyang-suro-nginggil-pesawat-jatuh-blora.jpg)