Berita Jateng
Izinkan Masyarakat Salat Iduladha Tanpa Jarak, DMI Batang Tetap Ingatkan Penerapan Prokes
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat telah mengizinkan masjid dan musala menggelar salat Iduladha secara normal atau tanpa jarak.
Penulis: Dina Indriani | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat telah mengizinkan masjid dan musala menggelar salat Iduladha secara normal atau tanpa jarak.
Hal itu dikarenakan Kabupaten Batang sudah memasuki PPKM level 1, artinya sangat aman dari penyebaran Covid-19, yang seluruh wilayahnya termasuk zona hijau.
Ketua DMI Batang, KH M Saifudin Zuhri, mengatakan, meskipun DMI Pusat telah mengizinkan namun jamaah tetap diminta menerapkan protokol kesehatan.
“Imam maupun khotib tetap memakai masker, jamaah bisa melaksanakan salat Id dengan tanpa harus menjaga jarak,” tuturnya, dalam keterangan rilis kepada TribunMuria.com, Jumat (8/7/2022).
Baca juga: Ada Wabah PMK pada Hewan, Wali Kota Semarang Imbau Kegiatan Kurban yang Aman dan Sehat
Baca juga: Petilasan Mbah Modo Lereng Gunung Muria, Kudus, Dipercaya Jadi Tempat Gajah Mada Mengasingkan Diri
Baca juga: Jembatan Sukarela Tlogosari Semarang Dibongkar, Akan Dibikin Tinggi DPU untuk Hindari Banjir
DMI telah menyosialisasikannya agar umat segera melaksanakan salat berjamaah secara normal sehingga memperoleh keutamaannya.
“Keutamaannya akan diperoleh apabila kita bisa meluruskan dan merapatkan shaf atau barisan,” tuturnya yang juga menjabat sebagai Takmir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang.
Ia menerangkan, saat ini karpet di Masjid Agung telah dipasang meskipun agak terlambat dibandingkan masjid lain yang telah lebih dahulu menerapkannya.
“Kami bukan mempermasalahkan dulu atau belakang, tapi petugas Masjid Agung memasang karpet dengan standar kesehatan,” terangnya.
Sebelumnya seluruh karpet Masjid Agung digulung selama Covid yang mewabah.
“Ternyata walaupun dua tahun disimpan, tapi ketika dibuka dan mau dipakai lagi, sudah banyak debu, akhirnya kami bersihkan total, sehingga saat dipakai salat Id, aromanya harumnya masih tercium,” ungkapnya.
Nantinya akan ada 1.200 jamaah yang memadati seluruh ruangan baik lantai dasar maupun lantai dua saat salat Id digelar.
“Saat salat Jumat hanya 800 jamaah, sedangkan di masa Covid-19 jamaah yang salat dibatasi hanya 400 karena hanya di lantai dasar,” imbuhnya.
Untuk menjaga kebersihan dan higienitas masjid, dalam sehari disemprot disinfektan sebanyak tiga kali.
“Covid-19 tidak bisa hilang, tapi kita sudah bisa bersahabat, seperti halnya dengan virus lainnya. Apalagi mayoritas warga sudah divaksin dosis 1, 2 bahkan sebagian ada yang divaksin Booster,” tegasnya.
Ia menambahkan, di tahun 2022 Masehi atau 1443 Hijriyah ada perbedaan Hari Raya Iduladha.
“Saudara-saudara kita dari Muhammadiyah menetapkan pelaksanaan salat Iduladha hari Sabtu 9 Juli, sedangkan dari Kemenag RI menetapkan pada hari Minggu 10 Juli,” terangnya.
Baca juga: Pemkab Jepara Minta Masyarakat Tak Mempermasalahkan Perbedaan Penetapan Awal Idul Adha
Baca juga: Pemkab Kendal Antisipasi Lebih Dini Darurat Sampah dalam Setahun ke Depan*
Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, Pemkab Semarang Lakukan Penyekatan PMK, Sasarannya Pengangkut Hewan Ternak
Ia menegaskan, perbedaan pelaksanaan waktu salat Iduladha itu sudah menjadi hal yang biasa.
Rasulullah pernah bersabda : “Perbedaan di kalangan umatku itu jadikan sebagai rahmat”.
Umat Islam di Indonesia termasuk Wasathiyah atau yang berada di tengah-tengah.
“Hal itu sudah lumrah karena di zaman Rasulullah pernah terjadi perbedaan hari raya, pernah terjadi ketika itu di Madinah merayakan Iduladha hari Jumat dan di Syam hari Sabtu,” pungkasnya. (*)