Berita Kudus

Cerita Syekh Jangkung dan Riwayat Desa Kaliputu sebagai Sentra Produsen Jenang Terbesar di Kudus

Cerita Syekh Jangkung dan Asak Muasal Desa Kaliputu sebagai desa Penghasil Jenang Terbesar di Kudus kaliputu sentra produsen jenang terbesar di kudus

Penulis: Raka F Pujangga | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Raka F Pujangga
Pekerja sedang memasak jenang di rumah produksi Jenang Karomah, ‎di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Kamis (30/6/2022). Riwayat Desa Kaliputu sebagai sentra produsen jenang terbesar di Kudus, dipercaya warga, tak bisa dilepaskan dari cerita Syekh Jangkung yang menyelematkan cucu Mbah Depok Soponyono, yang merupakan tokok masyarakat setempat. 

"Istri saya yang mengerjakan usaha jenang itu dari mula orangtuanya. Kemudian diteruskan tahun 2005," ucapnya.

Dalam satu hari, dia bisa melakukan proses pemasakan sampai tiga kali. Satu kali pemasakan jenang bisa produksi sampai 48 kilogram.

Pegawainya tersebut berasal dari kalangan keluarganya sendiri‎ dan dibantu tetangga sekitar saat pesanan banyak.

"Masih dari keluarga yang membantu karena memang skalanya masih kecil, karena industri rumah tangga," katanya.

Terpisah, Kepala Desa Kaliputu, Widiyo Pramono menyebutkan jumlah produsen jenang di wilayahnya terdapat 27 produsen.

Ada yang pendaftar baru, tetapi tak sedikit pula yang sudah bertahan lama ‎melanjutkan usaha orang tuanya.

"Setiap produsen‎ tersebut menyerap tenaga kerja sekitar 4-5 orang tergantung dari modalnya. Tapi ada juga yang punya karyawan lebih dari 10 orang," ujar dia.‎

‎Selama pandemi, produksi jenang di Desa Kaliputu sempat terhenti. Beruntung tahun 2021 ini sudah mulai pulih.

Saat ini, produktifitas jenang sudah menggeliat. Setiap usaha jenang itu bisa memproduksi sedikitnya 40-80 kilogram jenang per harinya.

‎Sehingga jenang dari Desa Kaliputu bisa menghasilkan sebanyak 2.160 kilogram atau 2,1 ton per harinya.

Jenang itu lalu didistribusikan ke toko oleh-oleh dan tempat ziarah.

"Semua tempat ziarah, sembilan wali songo itu suplai oleh-oleh jenangnya itu dari Desa Kaliputu," ujarnya.

‎‎Meskipun jumlah produsen jenang tak lebih dari 1 persen penduduk Desa Kaliputu yang jumlahnya seitar 3.500 orang, namun mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan menyuplai sumber pangan legendaris.

"Kebanyakan bekerja sebagai buruh rokok, tapi produksi jenang sampai sekarang masih berjalan. Apalagi kalau mau Lebaran, banyak ibu rumah tangga yang ikutan bantu buat jenang," ujar dia.

Jenang Kaliputu, bahkan sudah dikenal pada era kolonial belanda. Pasalnya dalam catatan sejarah, jenang Kaliputu itu sudah pernah dikirim ke negeri kincir angin tersebut.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved