Berita Jepara
Cerita Pelaku Usaha Ukir di Senenan Jepara, Semakin Berdaya dengan Tenaga Surya
Rulli Krisnawan sudah lama berkeinginan bisa memasang energi alternatif tenaga surya untu menghemat pengeluaraan ongkos biasa listrik di rumahnya.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Moch Anhar
Pengrajin relief itu menuturkan, selama 12 tahun berkecimpung di bisnis mebel, baru kali bisa menekan biaya listrik saat ini.
Pasalnya, seiring berjalan waktu, harga bahan naik dan ongkos tenaga kerja juga lambat laun naik. Tapi hal berbeda ia rasakan sejak mendapat manfaat PLTS.
"Sebulan biaya listrik Rp100 ribu. Biasanya dulu Rp 200 ribu," bebernya.
Secara terpisah, Ketua Koperasi Industri dan Kerajinan (Kopinkra) Desa Senenan, Sutrisno menceritakan, bantuan PLTS diproses pada pertengahan 2021 lalu.
Awal 2022 PLTS itu sudah bisa dimanfaatkan. Ada delapan pelaku usaha mebel yang tergabung dalam Kopinkra menerima bantuan tersebut. Jumlah penerima bantuan itu sesuai dengan kuota yang tersedia.
Selain itu juga, kata dia, penerima bantuan itu ditujukan kepada pelaku usaha yang memiliki daya listrik minimal 2200 VA.
Sutrisno tidak termasuk dalam penerima bantuan tersebut.
Sebagai ketua koperasi, ia memilih mendahulukan anggotanya yang menerima bantuan tersebut.
"Kalau ketuanya dapat duluan nanti malah jadi kecemburuan sosial," ujarnya santai.
Dia menyatakan PLTS itu sangat membantu pelaku usaha mebel yang tergabung dalam Kopinkra. Tenaga surya itu bisa memberdayakan pelaku usaha mebel. Energi alternatif tersebut, kata dia, bisa sedikit mengurangi ongkos produksi.
"Kalau cerah begini bisa membantu full," bebernya.
Sementara itu, Petinggi Desa Senenan Mulyono mengungkapkan mebel memang menjadi mayoritas mata pencaharian warga Senenan.
Di sepanjang jalan di desa tersebut mudah ditemui pemandangan orang-orang sedang mengukir kayu di depan rumah. Tak heran jika Desa Senenan memang dikenal dengan sentra relief mebel.
"Sekira 7.000 penduduk. 70 persen bekerja di bidang mebel," ujarnya.
Pernah Dicek Ganjar