Berita Jateng
Pemerintah Kota Pekalongan Buat Inovasi Olah Sampah untuk Budidaya Maggot
Agar sampah memiliki nilai ekonomis, diperlukan ionavsi dalam pengolahnnya. Diantaranya membuat pakan budidaya maggot.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM,PEKALONGAN - Pemerintah Kota Pekalongan membuat inovasi pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis.
Program itu bernama Omah Olah Pilah Sampah Mandiri dan Berekonomi (Oops Mami).
Lokasinya berada di Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) di Kelurahan Bendankergon, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.
Inovasi itu menjadikan hasil pengolahan sampah untuk pakan budidaya maggot.
Baca juga: Terkendala Kesehatan, Lima Calon Jemaah Haji Asal Purbalingga Terancam Gagal Berangkat
Baca juga: Sempat Dikira Ular, Warga Perumahan Sukoharjo Indah Pati Ternyata Menemukan Anak Buaya di Selokan
Baca juga: Sidang Perdana Kasus Mutilasi di Jatimulya Tegal, Keluarga Korban Desak Pelaku Dihukum Mati
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Joko Purnomo mengatakan, inovasi ini dilatarbelakangi dari permasalahan sampah di TPA Degayu.
Volume sampah di sana sudah overloas, sedangkan kapasitas ruangnya tinggal sedikit.
Dari permasalahan itu, muncul ide pemanfaatan sampah dengan mengelolanya untuk budidaya manggut.
Joko mengatakan, tahapannya pertama sampah dipilah berdasarkan jenisnya menggunakan mesin lalu dijadikan bubur sampah.
Lalu bubur sampah itu akan diletakkan di biofon untuk makan maggor.
"Siklusnya berulang. Kami hanya mengeluarkan anggaran untuk membeli maggot pertama.
Jika produksi maggot berlebih, kami akan mengembangkan tanah bengkok milik pemerintah kota untuk lahan perikanan, pertanian dan peternakan bekerjasama dengan OPD terkait," kata Joko dalam rilis yang diterima TribunMuria.com, Senin (27/6/2022).
Wali Kota Pekalongan, Ahmad Afzan Arslan Djunaid mengapresiasi, terobosan inovasi yang diinisiasi oleh Kepala DLH Kota Pekalongan, Joko Purnomo.
Pilot project ini bekerja dengan mendatangkan mesin pemilah sampah untuk memilah sampah yang berasal dari masyarakat.
Ia menilai, inovasi tersebut tidak hanya menyasar pada pengolahan sampah.
Tetapi juga memiliki nilai ekonomi.
"Permasalahan sampah ini masih menjadi perhatian bersama.
Di mana kalau dihitung, setiap harinya rata-rata masyarakat di Kota Pekalongan menghasilkan sampah dari rumah tangga sebesar 4 ons," katanya.
Aaf mengatakan, penanganan masalah sampah juga membutuhkan peran dari masyarakat.
Harus ada kesadaran untuk memulai memilah sampah dari rumah tangga.
Baca juga: Bantu Administrasi Penduduk, Dinsos Data Warga Penghuni Kolong Jembatan Layang Cakrawala Semarang
Baca juga: Oknum Perawat RSUD Kartini Jepara Berbuat Asusial terhadap Pasien Rawat Inap: Sehari Bisa 4 Kali
Baca juga: Harga Emas Antam Semarang Hari ini di Level Rp1.002.000, Simak Daftar Lengkapnya Berikut Ini
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Kami juga mengajak para komunitas peduli lingkungan untuk bisa membantu dan mengawal program-program penanganan sampah, seperti Oops Mami ini.
Harapannya kedepan bisa terwujud pengelolaan sampah yang semakin baik di Kota Pekalongan," ungkapnya. (*)