Berita Jepara
Ramainya Festival Jondang di Kawak Kabupaten Jepara, Ada Makna Jodone Ngandang
Yang membedakan sedekah bumi di Desa Kawak dengan desa lain adalah arak-arakan dengan membawa Jondang.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Moch Anhar
Acara itu dilaksanakan setiap setahun sekali setelah panen raya.
"Ini nguri-uri budaya yang selama ini Jondang mulai punah. Padahal Jondang ini tinggalan nenek moyang kita," kata dia kepada tribunmuria.com, Kamis (23/6/2022).
Dia menjelaskan, pada zaman dahulu warga Desa Kawak menggunakan Jondang untuk mempersunting gadis.
Jondang digunakan untuk membawa makanan ke pihak mempelai perempuan.
Selain itu, lanjutnya, Jondang juga digunakan untuk menyimpang barang-barang berharga dan makanan.
Seiring perkembangan zaman, Jondang mulai ditinggalkan warga setempat.
"Saat ini hilang (tidak digunakan lagi saat proses lamaran). Ke depan saya dan stakeholder Desa Kawak akan mengikutkan Jondang saat proses lamaran agar tidak punah," bebernya.
Baca juga: Pesawat Susi Air Jatuh di Papua, Eks Menteri Susi Pudjiastuti Kabarkan Kondisi Pilot & Penumpang
Baca juga: Hoaks Pilpres 2024 Masif Beredar, Pengamat Ragu Komitmen Elite Parpol: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Kini Jondang hanya digunakan saat slametan di Makam Mbah Kawak.
Jondang menjadi benda yang wajib dibawa saat proses slametan di makam itu.
Eko menuturkan warga Kawak juga memiliki makna tersendiri tentang Jondang.
"Jondang saya maknai jodone ngandang. Ngandang rejekine. Ngandang gadise, makmur desane," tandasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/warga-Desa-Kawak-236.jpg)