Berita Jepara

Ramainya Festival Jondang di Kawak Kabupaten Jepara, Ada Makna Jodone Ngandang

Yang membedakan sedekah bumi di Desa Kawak dengan desa lain adalah arak-arakan dengan membawa Jondang.

Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/YUNAN SETIAWAN
Sejumlah warga Desa Kawak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, memikul Jondang menuju Makam Mbah Kawak, Kamis (23/6/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Ribuan orang meriung di lapangan MTs Thas Hilul Muhtadin di Desa Kawak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Kamis (23/6/2022) pagi.

Mereka terdiri dari anak-anak, orang dewasa, ibu-ibu, dan bapak-bapak yang berasal dari 20 Rukun Tetangga di desa tersebut. 

Keramaian itu gambaran kemeriahan Festival Jondang, salah satu acara sedekah bumi di Desa Kawak.

Ada empat acara sedekah bumi, pertama Manganan, Sepakbola Api, Festival Jondang, dan terakhir Wayangan.

Setiap RT membawa satu Jondang Lanang dan Jondang Wadon.

Jondang Lanang berisi sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya.

Baca juga: Sempat Terhenti karena Pandemi, Festival Jondang di Desa Kawak Jepara Kini Lebih Meriah

Baca juga: Viral Penilangan ETLE di Wilayah Persawahan, Kapolres Sukoharjo Beri Penjelasan Alasannya

Jondang Wadon berisi makanan hasil olahan.

Total ada 40 Jondang yang dikirab menuju Makam Mbah Kawak.

Yang membedakan sedekah bumi di desa ini dengan desa lain adalah Jondang.

Jondang itu benda berbentuk persegi panjang, terbuat dari kayu.

Di bagian bawah terdapat empat kaki.

Di bagian ujung benda itu terdapat lubang untuk memasukkan bambu.

Setelah dimasukkan bambu, Jondang itu bisa dipikul oleh dua orang.

Di bagian tengah Jondang, bermacam-macam panganan ditempatkan

Petinggi (kepala desa) Kawak Eko Heri Purwanto menjelaskan, festival Jondang untuk membangun gotong-royong dan uri-uri budaya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved