Berita Semarang

Curhat Para Buruh di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas: Kami Stres Harus Terendam Rob Terus

Para buruh di  Pelabuhan Tanjung Emas terutama di Kawasan Lamictra mendapatkan tekanan mental akibat persoalan rob yang tak berkesudahan.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IWAN ARIFIANTO
Para buruh pabrik di ara buruh pabrik di Kawasan Industri Lamicitra Nusantara Pelabuhan Tanjung Emas menerjang genangan rob. Mereka mengaku stres akibat kondisi rob yang tak berkesudahan, Kota Semarang, Selasa (21/6/2022). Pelabuhan Tanjung Emas menerjang genangan rob. Mereka mengaku stres akibat kondisi rob yang tak berkesudahan, Kota Semarang, Selasa (21/6/2022). 

TRIBUNMURIA.COM,SEMARANG - Para buruh di  Pelabuhan Tanjung Emas, terutama di Kawasan Lamictra Nusantara,  alami stres.

Mereka mendapatkan tekanan mental akibat persoalan rob yang tak berkesudahan.

"Ya tentu stres lah, banjir rob terus," papar pekerja pabrik garmen yang enggan disebutkan namanya kepada TribunMuria.com, Selasa (21/6/2022).

Karyawan PT Glory itu menyebut, banyak buruh stres seperti dirinya lantaran diliburkan selama dua pekan akibat rob. 

Baca juga: Berita Viral: Warga Takjub, Lahir Anak Sapi Berkepala Dua, Bermulut Dua, dan Bermata Tiga di Blora

Baca juga: Kolaborasi Konservasi Lingkungan, PLN Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Perum Perhutani

Baca juga: Persis Solo Keok 1-2 dari PSIS Semarang, Mahesa Jenar di Puncak Klasemen Grup A Piala Presiden 2022

Nahas, baru berangkat belum satu pekan tempat kerjanya direndam rob kembali. 

"Kami mikir angsuran (kredit), sekolah anak, makan, dan kebutuhan lain, sedangkan sistem kerja di sini, no work no pay alias tak kerja tak bayaran," keluh perempuan berhijab usia 43 tahun. 

Penderitaan yang sama dialami buruh garmen yang enggan disebutkan namanya, ia mengaku, sangat stres akibat selama rob hanya menerima separuh gaji. 

Ia menerima gaji sebulan sebesar Rp2,8 juta, sudah dua minggu ini diliburkan sehingga hanya akan menerima separuhnya atau Rp1,4 juta.

"Memang diliburkan dua minggu. 

Baru masuk kerja belum ada seminggu, sudah banjir rob lagi," terang buruh pabrik yang sudah bekerja selama 15 tahun itu. 

Di tengah gaji yang minim, ia terpaksa harus kembali gigit jari. 

Musababnya, uang gajinya harus dihabiskan untuk memperbaiki motor. 

"Saya perbaiki motor akibat rob pertama pada bulan Mei lalu habis Rp1,5 juta. 

Rob kemarin bulan Juni motor habis Rp300 ribu. 

Gaji habis buat benerin motor," terangnya. 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2026 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved