Berita Pati
Belasan Kerbau Terinfeksi PMK, Seluruh Pasar Hewan di Pati Ditutup Dua Pekan
Selama dua pekan ke depan mulai hari ini, Kamis (2/6/2022), Pemerintah Kabupaten Pati menutup semua pasar hewan di daerah berjuluk Bumi Mina Tani Ini.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Selama dua pekan ke depan mulai hari ini, Kamis (2/6/2022), Pemerintah Kabupaten Pati menutup semua pasar hewan di daerah berjuluk Bumi Mina Tani Ini.
Hal ini menyusul ditemukannya belasan ekor kerbau yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari uji sampel yang dilakukan oleh Dinas Pertanian (Dispertan).
Hal itu ditegaskan Bupati Haryanto ketika diwawancarai Tribunjateng.com di Pendopo Kabupaten Pati.
“Jangan sampai, kabupaten-kabupaten tetangga (pasar hewannya) ditutup, Pati malah jadi penimbunan PMK. Jadi sementara, selama dua pekan kami tutup, kalau kondisi aman kami buka lagi,” ujar dia.
Baca juga: KPK Memastikan Mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti Terciduk OTT, Diduga Terlibat Suap
Baca juga: Berkedok Dukun, Minta Ritual Kepala Babi hingga Ajak Korban Bersetubuh Berkali-kali
Baca juga: Petugas Gabungan di Blora Bersama Warga Gelar Kerja Bakti Penanganan Longsor di Kedungjenar
Menurut Haryanto, jika tidak diantisipasi melalui penutupan sementara pasar hewan, dikhawatirkan justru para peternak yang akan mengalami kerugian.
“Itu dalam rangka mengantisipasi. Di Pati ini peternak banyak, kalau tidak kita antisipasi malah warga yang mestinya ingin dapat untung banyak dari hasil ternak, malah tidak bisa menikmati, karena menularnya PMK itu cepat,” kata dia.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pertanian Pati, Nikentri Meiningrum, mengatakan bahwa, dari pengujian sampel yang dilakukan Sabtu (28/5/2022) lalu, yang hasilnya sudah keluar hari ini, 11 ekor kerbau ternak di Pati dinyatakan positif PMK.
“Sampel kami ambil dari Sukolilo dan Gabus, pada ternak kerbau. Di Sukolilo 5 ekor, di Gabus ada 6 ekor. Kebetulan memang yang kami ambil sampel di kandang milik pedagang, asal ternaknya dari Jawa Timur dan Wonosobo,” kata Niken ketika ditemui Tribunjateng.com di ruang kerjanya.
Menurut dia, perdagangan ternak memang mobilitasnya cukup tinggi.
Pihaknya mengalami kesulitan untuk mengawasi secara maksimal.
“Pengendaliannya, tetap kami obati di ternak yang sudah terinfeksi. Kami sudah melakukan pengobatan dan lebih dari 60 persen sudah sembuh, yang lain masih tahap recovery (pemulihan). Tetap kami pantau terus, perkembangannya kami lihat dan evaluasi lebih lanjut,” jelas Niken.
Ia megatakan, sampai 16 Juni 2022 nanti, semua pasar hewan di Pati ditutup dengan harapan agar PMK tidak menyebar melalui perdagangan ternak.
“Sambil tunggu masa inkubasi 14 hari. Yang terinfeksi mudah-mudahan sudah bisa aman, tidak menular,” ucap dia.
Baca juga: 28 Saksi Dipanggil, Polisi Masih Telusuri Kasus Pungli Jual Beli Kios Pertokoan Wulung Blora
Baca juga: Gattuso PSIS Semarang Kini Resmi Hengkang ke Bhayangkara FC
Ia menyebut, pihaknya saat ini terus berupaya mengedukasi masyarakat, terutama para peternak, agar tidak perlu takut berlebihan.
“Tidak perlu takut, segera melapor apabila menemui ternak yang terindikasi gejala PMK. Petugas kami akan melihat dan memeriksa,” tandas dia.
Untuk diketahui, terdapat lima pasar hewan di Pati yang semuanya ditutup sementara, yakni di Kecamatan Margorejo, Winong, Jaken, Tayu, dan Wedarijaksa. (*)