Berita Semarang

Berharap Pandemi Usai, Pedagang Barang Antik Kota Lama Yakin Kunjungan Wisatawan Bisa Ramai Lagi

Pedagang barang-barang antik Pasar Klitikan Kota Lama Semarang berharap kunjungan di tempat tersebut bisa kembali normal.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Moch Anhar
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
Seorang pengunjung tampak sedang melihat-lihat barang antik di Pasar Klithikan Kota Lama Semarang, Selasa (31/5/2021). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pedagang barang-barang antik Pasar Klitikan Kota Lama Semarang berharap kunjungan di tempat tersebut bisa kembali normal.

Hal itu seiring dengan adanya pelonggaran aktivitas di masa transisi pandemi Covid-19 ke endemi ini.

"Harapan kami, dua sampai tiga bulan lagi mulai banyak orang luar kota yang datang ke sini dan berbelanja lagi," kata Rofiq, tim pengelola Pasar Antik Kota Lama sekaligus pedagang di pasar tersebut, kemarin.

Rofiq melanjutkan, meski saat ini telah mulai banyak kunjungan di Kota Lama, namun menurutnya kondisi belum 100 persen pulih.

Baca juga: Bupati Blora Tinjau Kedungjenar yang Longsor Tergerus Erosi Sungai Lusi: Tunggu Kedatangan TKPSDA

Baca juga: Pemulung di Mijen Demak Temukan Bayi saat Cari Rongsokan: Ada Kardus di Bawah Pohon, Saya Tarik

Baca juga: Bawaslu Blora Gelar Rakor Penanganan Pelanggaran, Siapkan Pengawasan Pemilu dan Pilkada 2024

Terutama untuk wisatawan dari luar kota. Menurutnya, para wisatawan itulah yang menjadi pasar terbesar pasar antik tersebut.

"Biasanya orang luar kota itu ke sini (Kota Lama) nongkrong di cafe, kemudian terhubung ke sini. (Otomatis) sini juga ikut ramai karena pasar kita hampir sama.

Kalau orang luar kota ke sini kebanyakan membeli kenangan melalui barang antik itu," ungkapnya.

Di sisi lain, Rofiq melanjutkan, selama pandemi Covid-19 sendiri para pedagang barang antik cukup merasakan dampak.

Dikatakan, dampak tersebut yakni sepinya pengunjung yang memengaruhi potensi pendapatan dari penjualan secara offline atau luring.

Di samping itu ia mengatakan, dampak juga dirasakan dari ditutupnya pasar tersebut selama beberapa bulan.

Cukup beruntung, kata dia, penjualan barang antik oleh para pedagang tersebut terbantu dari penjualan secara daring (online).

Selain itu, sebagian pedagang memiliki pekerjaan sampingan sehingga tak terlalu merasakan kesulitan saat pandemi menerpa.

”Saat pandemi, kami terus terang mengandalkan online karena rata-rata di sini mereka juga dagang online.

Pandemi kemarin kalau dikatakan terdampak, memang terdampak. Tapi kami masih bisa bertahan, setiap hari masih bisa makan.

Kemudian, ada beberapa pedagang yang punya usaha lain. Seperti saya, saya punya onderdil sepeda. awal tahun saat pandemi itu meningkat pesat dari biasanya, omzetnya lebih besar," ungkap Rofiq yang juga pelestari wayang suket tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved