Berita Jateng

Kasus Tembok Baluwarti Kartasura, Gubernur Ganjar Pranowo: Itu Peringatan Keras Buat Pemerintah

Kasus dijebolnya tembok Baluwarti yang merupakan tembok bersejarah eks Keraton Kartasura, Sukoharjo mendapat sorotan sejumlah pihak.

Penulis: Hermawan Endra | Editor: Moch Anhar
TRIBUN JATENG/MUHAMMAD SHOLEKAN
Kondisi tembok luar eks Keraton Kartasura 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus dijebolnya tembok Baluwarti yang merupakan tembok bersejarah eks Keraton Kartasura, Sukoharjo mendapat sorotan sejumlah pihak.

Banyak pihak menyayangkan peristiwa itu, salah satunya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Ditemui usai memimpin Musrenbang di Kabupaten Blora, Ganjar mengatakan menyayangkan kejadian perusakan tembok Keraton Kartasura itu.

Pihaknya juga sudah menerjunkan tim untuk melakukan identifikasi.

Baca juga: Jamin Keamanan Penumpang Mudik, Polsek KPTE Semarang Sebar Intel di Kapal Cegah Aksi Kriminalitas

Baca juga: Baznas Kota Semarang dan Disdik Beri Santunan Pendidikan kepada Siswa

"Sudah direspons, dari kepolisian sudah dan dari dinas kita juga sudah di lokasi. Saya minta dicek," katanya.

Tak hanya soal kondisi benteng, pengecekan lanjut Ganjar juga dilakukan untuk mengetahui siapa pihak yang terkait dengan kejadian itu.

"Siapa yang jual, siapa yang beli, itu tanahnya siapa dan lainnya. Dengan merunut itu, kita bisa tahu ini bangunan bersejarah kok bisa diperjualbelikan sehingga dilakukan tindakan yang tidak tepat. Kami sudah ada informasi semua itu," ucapnya.

Dirjen Kebudayaan lanjut Ganjar juga sudah datang.

Pihaknya terus berkoordinasi dan bekerjasama terkait penanganan kasus itu.

"Saya menunggu proses berikutnya dan saat ini lokasi sudah di-police line," tegasnya.

Terlepas dari keprihatinannya, Ganjar mengatakan kasus dirusaknya tembok Baluwarti menjadi peringatan untuk pemerintah.

Bahkan bisa dikatakan, kejadian itu merupakan kritik keras.

"Itu peringatan buat kita, itu kritik keras buat pemerintah, buat saya sendiri. Bagaimana kita melindungi cagar budaya selama ini," katanya.

Terkadang lanjut Ganjar, kalau ada bangunan cagar budaya yang tidak terawat, orang menganggapnya seperti onggokan sampah tak berguna.

Sehingga, kerap terjadi perusakan dan tindakan merugikan lainnya. Padahal, cagar budaya itu memiliki nilai historis yang tinggi.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved