Berita Semarang
Menikmati Keindahan Kota Lama Semarang di Malam Hari, Warga Sebut Mirip di Amsterdam
Ratusan orang berjalan kaki menelusuri jalan-jalan di pusat Kota Lama Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/3/2022) malam.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Ratusan orang berjalan kaki menelusuri jalan-jalan di pusat Kota Lama Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/3/2022) malam.
Akses kendaraan bermotor menuju daerah sekitar Gereja Blenduk atau Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel, Jalan Letjen Suprapto, ditutup.
Warga hanya boleh berjalan kaki ketika masuk ke area tersebut.
Pejalan kaki menjadikan suasana tempat peninggalan sejarah kolonial Belanda tersebut seperti city walk, bersamaan diberlakukannya car free night.
Baca juga: Soroti Dampak Buruk-Baik Jalan Tol Semarang-Demak, DPRD Minta Pemerintah Punya Rencana Jelas
Baca juga: Pascacedera, Striker PSIS Semarang Berharap Bisa Tampil Melawan Persela Lamongan
Baca juga: Simak, Kejuaraan Bulutangkis Bergengsi Simpang 7 Master Tingkat SD Segera Digelar
Dari pantauan sejak pukul 21.00 WIB, warga berlalu lalang secara bebas di dalam area Kota Lama Semarang, sambil berfoto, menyantap sajian di restoran atau cafe di sana, atau sekedar menikmati pemandangan.
Seorang warga, Ravi Candera, mengaku terkesima tiap kali datang ke Kota Lama Semarang.
“Peninggalan orang Belanda atau Eropa selalu memiliki nilai seni yang tinggi.
Ini seperti di Amsterdam, cuma kurang kanal-kanalnya yang dibagusin lagi,” ujar Ravi.
Wajar saja, pada akhirnya masyarakat juga menjuluki Kota Lama Semarang sebagai Little Netherlands.
Ia mengaku sangat sering berjalan-jalan di sana, ia juga mengaku tak jarang pula mengendarai sepeda BMX-nya berkeliling.
Beberapa spot yang paling ramai dikunjungi pengunjung meliputi area Gereja Blenduk, Taman Srigunting, sekitar Marba, rumah akar pohon beringin dan sekitaran Spiegel.
Akibat penutupan kendaraan bermotor, arus lalu lintas di luar kawasan Kota Lama Semarang menjadi padat merayap.
Sebagian besar kepadatan terjadi di persimpangan menuju arah Gereja Blenduk lantaran kendaraan menurunkan penumpangnya untuk berjalan kaki.
Petugas di sana membatasi kunjungan warga hingga sekitar pukul 22.00 WIB.
Baca juga: Ganjar Kagumi Produk IKM Bali, Dorong Dipasarkan Lewat E-Katalog
Baca juga: Masyarakat Kedunggading Kendal Arak Mustaka Masjid Baitturrakhim jelang Ramadhan Tiba
Baca juga: Semarak Lomba Mancing di Kusuma Bawal Seso Blora, Total Hadiah Jutaan Rupiah
Mereka menggunakan pengeras suara untuk memberi pengumuman bahwa pengunjung harus meninggalkan lokasi.
Perlahan, pengunjung mulai bubar dan lampu-lampu jalan mulai padam. (*)