TRIBUNMURIA.COM, BLORA - Proses mediasi antara Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora dan Ketua DPC GRIB Blora dilakukan di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025).
Hal itu buntut bentrok yang terjadi antara Ormas Pemuda Pancasila dan GRIB di Blora, Selasa (14/1/2025) kemarin.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol, Artanto, mengatakan, proses mediasi dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Bentrok Berdarah PP Vs GRIB Jaya di Blora, Polisi: Masih Penyelidikan dan Kumpulkan Informasi
Baca juga: Tak Terima Ditolak Pemuda Pancasila, 5.000 Anggota GRIB Jaya Jateng akan Geruduk Blora
Baca juga: Ormas Pemuda Pancasila Tolak Kehadiran GRIB Jaya di Blora: Jangan Biarkan Preman Berkeliaran
"Pada hari ini Rabu tanggal 15 Januari 2025 sekitar pukul 10.00 WIB, Bupati dan Forkompimda Kabupaten Blora melakukan mitigasi peristiwa tersebut."
"Dengan lakukan mediasi antara ketua MPC Pemuda Pancasila Blora dan Ketua DPC GRIB Blora, dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora," katanya.
Berdasarkan pantauan Tribunmuria.com, di Pendopo Kabupaten Blora tampak ramai mobil dari pihak kepolisian, dan para pejabat Pemkab Blora.
Selain itu, Ketua Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Blora, Munaji, sekira 10.48 WIB.
Kemudian, selang beberapa menit disusul Ketua DPC GRIB Blora, Sugiyanto, juga datang. Sejumlah awak media juga terlihat menunggu hasil dari mediasi tersebut.
Bagaimana awal mula kedua ormas ini bentrok?
Sebelumnya diberitakan, hubungan yang memanas antara organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB Jaya dan Pemuda Pancasila (PP) terjadi di Blora.
Massa yang diduga dari kedua ormas teserbut, bentrok di Perempatan Karangjati, Blora, Selasa (14/1/2025).
Bentrok Grib Jaya vs Pemuda Pancasila menimbulkan korban luka, serta kerusakan pada sejumlah barang.
Mobil berwarna loreng milik ormas Pemuda Pancasila, dirusak oleh sekelompok anggota GRIB Jaya.
Di sisi lain, terdapat anggota ormas PP yang terluka setelah dipukul oleh anggota GRIB Jaya.
Selain mobil berwarna doreng yang rusak, ada sekitar 3 motor di lokasi juga rusak.
Pihak aparat kepolisian langsung mengamankan lokasi dan melakukan pemeriksaan.
Polisi juga memasang garis polisi di tempat kejadian. Lalu lintas di sekitar lokasi pun sempat macet.
Ketua RT 2/RW 2 Kelurahan Karangjati, Sigit, menyampaikan kronologi kejadian keributan yang terjadi di tengah jalan tersebut.
"Kayaknya mobil Pemuda Pancasila dari arah utara berhenti di bangjo (traffic light) karena lampu merah, kebetulan kepergok sama kelompoknya GRIB dari selatan, terus dimassa," jelasnya, Selasa (14/1/2025).
Lebih lanjut, menurutnya anggota Pemuda Pancasila selain mengendarai mobil ada juga yang mengendarai sepeda motor.
Kelompok PP ada yang tidak bisa melarikan diri kemudian dihajar kelompok GRIB Jaya.
"Ndelalah (kebetulan) ada 1 yang tidak bisa lari, dimassa, dihantam batu kepalanya, terus dia terkapar di trotoar situ, saya kasihan, saya amankan di teras," jelasnya.
Kelompok GRIB Jaya juga sempat mengancam akan menghabisi anggota PP itu ketika tidak melepas atribut yang dikenakan korban yang telah berlumuran darah.
"Ada salah satu kelompoknya GRIB Jaya datang minta supaya pemuda tadi melepas atributnya Pemuda Pancasila, jaket e dilepas."
"Akhirnya dilepas terus saya suruh sembunyi di belakang. Di perjalanan darah itu kececeran," terangnya.
Pihak PP kemudian diamankan oleh kepolisian. Sejumlah orang yang mengalami luka kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Rombongan GRIB Jaya kemudian melanjutkan perjalanan ke arah utara. Lalu lintas kembali normal.
Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto membenarkan bahwa pengerusakan dilakukan oleh anggota GRIB Jaya dari luar Blora.
Pihaknya mengeklaim anggota GRIB Jaya itu hendak pulang, namun diadang oleh sekelompok anggota Pemuda Pancasila.
Walhasil bentrokan tak terhindarkan. Anggota GRIB Jaya langsung menghajar PP.
"Iya (anggota GRIB Jaya) ini kan mau pulang malah diadang. Ini tadi dari Blora sudah dirembug, yang penting pulang dengan damai, ya sudah pulang," katanya.
Namun, menurut dia, dalam perjalanan pulang, anggota GRIB Jaya diadang oleh sekelompok orang dari PP Rembang.
"Makanya langsung dihancurkan itu. Kita dari Kudus itu tidak semena-mena, karena diadang ya langsung dihabisin itu. Itu kepolisian tahu, masyarakat juga tahu," paparnya.
Kehadiran GRIB Jaya di Blora ditolak Pemuda Pancasila
Sebelumnya, organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila Blora menggeruduk kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang berada di wilayah Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Senin (13/1/2025) sore.
Berdasarkan pantauan Tribunmuria.com, Ormas PP datang dengan membawa beberapa mobil dan truk.
Total ada sekitar puluhan anggota Pemuda Pancasila yang menggeruduk Markas GRIB Jaya Blora.
Kedatangan ormas Pemuda Pancasila itu dalam rangka menolak adanya Ormas GRIB Jaya di Blora.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila, Munaji mengatakan pihaknya tidak suka adanya GRIB di Kabupaten Blora.
"Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita," jelasnya, Senin (13/1/2025).
Munaji menilai bahwa keberadaan ormas GRIB Jaya masih ilegal. Dia mengatakan bahwa banyak anggota GRIB Jaya meresahkan masyarakat.
"Kalau mau kepingen jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau bangsat seperti itu. Itu saya sampaikan. Ini Blora bukan Timor Timur."
"Kalau menjadi organisasi tolong kepentingan masyarakat diutamakan, jangan kepentingan perut sendiri," ujarnya.
Dia juga mengancam kalau ada GRIB Jaya akan berurusan dengan ormas Pemuda Pancasila.
"Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB di Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila."
"Jangan ada berdirinya GRIB di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta," tambahnya.
Lebih lanjut, Munaji juga menduga bahwa Ketua GRIB Jaya Blora menjadi mafia pupuk bersubsidi.
"Biangkerok pupuk subsidi adalah calon Ketua GRIB sendiri. Jangan biarkan preman berkeliaran di Blora," jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto membantah soal legalitas GRIB Jaya. Menurutnya ormas yang ia pimpin di Blora sudah legal.
"Mau dibubarkan atas dasar apa? Ini kan sebuah organisasi sudah jelas, legal jelas, jelas semuanya. Bahkan kita diakui secara nasional," katanya.
Sugiyanto menambahkan, ormas dengan Ketua Umum Herchules ini, di Blora sudah ada sekitar 750 anggota.
Sugiyanto merasa heran dengan ormas Pemuda Pancasila yang tidak ingin GRIB Jaya berada di Blora.
Dia juga membantah dianggap sebagai mafia pupuk subsidi. Dia meminta bukti ketika dituduh menjadi mafia pupuk. Dia mengaku hanya berjualan pupuk non-subsidi.
"Memang saya jual pupuk non-subsidi kok. Memang saya jual pupuk, kan dia gak tahu."
"Lha apa bisa membuktikan kalau saya itu mafia pupuk, dari mana? Tolong lah ada bukti satupun, memang saya ndak kok," paparnya.
Ribuan anggota GRIB Jaya Jateng Geruduk Blora
Ribuan anggota organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Jawa Tengah menggeruduk Blora.
Mereka rencananya menggelar aksi di Alun-alun Blora, Selasa (14/1/2025) siang.
Hal itu buntut penolakan yang dilakukan oleh ormas Pemuda Pancasila, terhadap GRIB Jaya di Blora, sehari sebelumnya.
Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, mengeklaim jumlah anggota GRIB Jaya yang ada di Jawa Tengah yang akan turun ke Blora ada 5.000 an anggota.
"Tadi anggota GRIB se-Jawa Tengah yang konfirmasi akan hadir sekitar 5.000-an anggota. Kabupaten yang tidak bisa hadir tadi ada 9 kabupaten."
"Ya ini tindaklanjut dari aksi kemarin (penolakan Pemuda Pancasila terhadap GRIB di Blora). Ini sudah perjalanan nanti diperkirakan sampai di Alun-alun Blora pukul 14.00 WIB" jelasnya.
Sugiyanto menegaskan bahwa izin legalitas GRIB sudah ada semua. Pasalnya, izin legalitas itulah yang sempat dipermasalahkan oleh ormas Pemuda Pancasila yang menolak GRIB Jaya di Blora.
"Saya sebagai Ketua DPC GRIB Blora, sebelum saya punya seragam, legalitasnya sudah resmi, izinnya itu sudah kita penuhi, pertama kita dapat SK dari DPD, yang kedua dari Menkumham, ketiga NPWP, izin dari Kesbangpol juga sudah," terangnya.
Sugiyanto mengatakan saat ini, jumlah anggota yang sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) GRIB Jaya di Blora ada sekitar 750 orang.
"GRIB di Blora itu baru 3 bulan, untuk anggota saya ada 750 lebih," terangnya.(*)