Berita Semarang

Talud Setinggi 8 Meter di Semarang Jebol saat Hujan Lebat, Ifa Trauma Rumahnya Terkena Longsor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan suami istri, Rilla dan Kholifatun melihat kondisi longsoran bebatuan dan tanah yang mengenai sebagian rumah mereka, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Sabtu (11/1/2025) petang. Longsor terjadi akibat talud di sana jebol seusai dilanda hujan lebat.

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kholifatuan (Ifa) trauma, sudah 2 kali rumahnya terdampak talud longsor di perumahan Villa Payung Indah, Kota Semarang.

Seorang warga Villa Payung Indah RT 6 RW, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Kholifatun (41) mengaku resah dengan bayang-bayang bencana longsor yang bisa saja membahayakan diri dan keluarganya.

Pasalnya, rumah dia sudah kali kedua terkena longsoran bebatuan serta tanah akibat talud setinggi sekitar delapan meter yang jebol.

Talud yang terletak di dekat rumah Kholifatun tersebut pernah jebol dan longsor pada 9 Januari 2024 lalu hingga akhirnya diperbaiki.

Namun, talud tersebut kini kembali jebol seusai dilanda hujan lebat pada Sabtu (11/1/2025) sore.

Puing-puing dinding talud juga turut longsor hingga ke jalan.

Tampak juga pohon-pohon yang tumbang terkena longsoran.

Hingga Minggu (12/1/2025), tanah dari atas tebing masih terus turun ke arah rumah dia lantaran hujan lebat kembali terjadi.

“Saya benar-benar takut kalau sampai ada korban, terlebih lagi trauma setahun lalu belum hilang.

Jika hujan lebat dan terdengar suara (gemuruh), saya masih takut karena sehari-harinya di rumah,” kata Ifa, panggilannya.

Dia menambahkan bahwa pihak BPBD Kota Semarang sudah mendatangi lokasi longsor dan akan melakukan penanganan.

Namun demikian, Ifa berharap bahwa nantinya talud tersebut bisa diperbaiki dengan benar untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Mudah-mudahan ke depannya ada perbaikan untuk kenyaman warga di sini.

Bagian atas talud ini merupakan daratan yang rencananya akan dibangun perumahan,” imbuh dia.

Sementara itu, longsoran kali kedua tersebut mengenai dua rumah.

Satu rumah paling ujung yang berada di samping rumah Ifa seluruhnya tertutup longsor di bagian depan.

Suami Ifa, Rilla Dwi (47) mengatakan bahwa longsor kali kedua ini terjadi saat hujan lebat yang melanda kawasan Banyumanik sejak siang.

“Terdengar jelas suara gemuruhnya. Kalau saya lihat, bagian bawah talud itu sudah tidak kuat."

"Infonya sebelumnya mau diperkuat, tapi tidak, justru malah ditinggikan atasnya,” kata Rilla.

Senada dengan Ifa, dia berharap nantinya ada penanganan serta penguatan talud agar warga setempat tidak resah dan khawatir dengan bencana longsor yang berpotensi kembali terjadi. (*)