Pabrik Uang Palsu UIN Makassar

Kasus Dugaan Pabrik Uang Palsu di Perpus UIN Alauddin Makassar, Guru Besar Sarankan Rektor Mundur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof Qasim Mathar.

TRIBUNMURIA.COM, MAKASSAR - Dugaan parbik uang palsu yang berada di gedung perpustakaan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, menyita perhatian publik.

Tak terkecuali civitas akademika UIN Alauddin Makassar, yang resah dengan terungkapnya sindikat jaringan uang palsu atau upal di lingkungan kampus.

Polisi disebut membongkar dugaan pabrik uang palsu di Perspustakaan Syekh Yusuf, UIN Alauddin, Makassar, yang melibatkan pegawai kampus.

Baca juga: Uang Palsu Dicetak di Perpus Kampus, Kronologi Terungkapnya Dugaan Pabrik Upal di UIN Makassar

Guru Besar UIN Alauddin, Prof Qasim Mathar, menyarankan Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, untuk mengundurkan diri.

Prof Qasim Mathar menyebut apabila ada hal buruk terjadi di dalam satu rumah, maka itu menandakan kepala rumah tidak melaksanakan fungsi kontrol internal.

"Kontrol internal yang tidak dilakukan, baru tersingkap ketika ada kejadian yang melahirkan berita besar," ujar Prof Qasim Mathar, Sabtu (14/12/2024).

Apalagi seseorang pemimpin akan dikenang dengan peristiwa-peristiwa besar di zamannya, yang baik dan buruk.

Namun biasanya, peristiwa besar yang buruk walau lebih sedikit, bisa membuat lupa mengenang peristiwa besar yang baik walau lebih banyak.

"Di situlah ketidakadilan sejarah. Lebih tegasnya seperti peribahasa nila setitik merusak susu sebelanga."

"Hendaknya senantiasa diingat saat seseorang menjadi pemimpin," ujar Prof Qasim Mathar.
 
Prof Hamdan Tunggu Penyelidikan Polisi

Sementara Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, tak ingin berspekulasi soal uang palsu di UIN Alauddin.

Pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

"Maaf, saya belum bisa menyampaikan (informasi) apa-apa, karena belum ada penyampaian resmi dari polisi ke kampus," kata Prof Hamdan.

Menurut Hamdan, jika terbukti melakukan tindak kriminal maka sanksi akademik yang tegas akan diambil.

"Kami tegaskan bahwa pelaku yang ditangkap adalah murni oknum," katanya.

Apalagi informasi yang menyebar di media hanyalah desas-desus. 

Polisi belum mengeluarkan pernyataan detail kasus ini.

Begitupula tak ada penyampaian resmi dari polisi ke pihak kampus. 

"Pihak kampus menunggu penyampaian resmi polisi dan bila terjadi pelanggaran hukum, kami akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang bersangkutan," ujarnya.

Kronolog terbongkarnya pabrik uang palsu di kampus UIN Makassar

Kronologi terungkapnya dugaan pabrik uang palsu di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Pabrik uang palsu tersebut diduga berada di Kampus II UIN Alaudin Makassar, tepatnya di Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Uang palsu diduga dicetak di gedung perpustakaan kampus tersebut.

Berdasarkan informasi awal, uang palsu yang diproduksi telah mencapai nilai ratusan juta rupiah.

Pengungkapan ini bermula dari penangkapan seorang terduga pelaku yang diduga terlibat dalam jaringan produksi uang palsu.

Informasi juga mengindikasikan keterlibatan salah satu pegawai kampus UIN Alauddin.

Kapolsek Pallangga, Iptu Firman, mengonfirmasi bahwa kasus ini sedang ditangani oleh Polres Gowa.

"Kasus ini sudah ditangani oleh Polres, silakan koordinasi langsung dengan Kapolres atau Kasat Reskrim," ujarnya kepada wartawan.

Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar, juga membenarkan bahwa pihaknya tengah melakukan pengembangan kasus.

Namun, ia meminta publik untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

"Sabar dulu ya," ucapnya singkat, Sabtu (14/12/2024).

Kampus tetap normal

Meskipun kasus ini telah viral di media sosial, aktivitas di kampus UIN Alauddin tetap berjalan seperti biasa.

Tidak terlihat adanya garis polisi (police line) di sekitar gedung perpustakaan tempat penggerebekan berlangsung.

Seorang mahasiswa mengaku baru mengetahui kabar dugaan uang palsu itu setelah viral di sosial media (sosmed)

"Iye baru tahu setelah viral bilang ada uang palsu beredar," ujarnya.

Apalagi ia tidak pernah melihat polisi melakukan penggerebekan di kampus UIN Alauddin Makassar.

"Kita baru tahu setelah viral ini di sosmed," kata mahasiswa itu saat ditemui di kantin rusunawa depan perpustakaan Syekh Yusuf Kampus UIN Alauddin Makassar.

Anggota DPR RI desak polisi segera tuntaskan

Kasus pabrik uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, menyita perhatian.

Termasuk dari anggota DPR RI Ashabul Kahfi yang juga alumni IAIN Alauddin, Makassar.

Ashabul Kahfi memberikan apresiasi yang tinggi kepada Polres Gowa atas keberhasilan membongkar kasus pabrik uang palsu yang diduga beroperasi di lingkungan Kampus UIN Makassar. 

Ini merupakan langkah positif dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.

Ia mendesak pihak kepolisian untuk menghindari munculnya spekulasi liar yang dapat merugikan citra institusi pendidikan. 

"Segera bongkar dan ungkap siapa saja yang terlibat dalam kasus ini serta proses mereka sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," ujar Ashabul Kahfi, Minggu (15/12/2024).

 Ia mendukung penuh pernyataan Rektor UIN Alauddin Makassar bahwa ini adalah tindakan oknum yang tidak mencerminkan lembaga pendidikan secara keseluruhan.

Untuk itu, ia meminta agar polisi terus berkoordinasi dengan pihak kampus dalam penyelidikan ini.

Mengingat kasus ini diduga terjadi di lingkungan kampus dan melibatkan oknum dari dalam institusi, penting untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dapat diproses secara transparan dan adil.  

Selain itu, meminta masyarakat untuk tidak memberikan penghakiman yang berlebihan terhadap institusi pendidikan seperti UIN Makassar.

Biarkan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.

"Kita harus bersabar menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian agar kasus ini dapat diselesaikan dengan tuntas tanpa merusak nama baik lembaga pendidikan," tambah Ashabul Kahfi.

Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan pengawasan di lingkungan kampus dan menjaga kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kasus Uang Palsu UIN Alauddin, Prof Qasim Mathar Beri Nasihat Bijak ke Rektor Prof Hamdan Juhannis