Berita Pati

Batako Berbahan Limbah B3 Sludge Diproduksi di Pati, Sudah SNI dan Harga Lebih Ekonomis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja tengah menyusun batako berbahan limbah sludge di Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Sabtu (7/12/2024).

TRIBUNMURIA.COM, PATI - Limbah industri ternyata bisa dimanfaatkan menjadi bahan material bangunan berkualitas dengan harga relatif murah.

Di Kabupaten Pati terdapat pabrik yang memproduksi batako berbahan baku sludge.

Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tersebut berlokasi di Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

Sludge merupakan limbah padat berupa lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah industri atau domestik dan merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)..

"Kalau yang berupa sludge itu, lumpur dikeringkan terlebih dahulu sampai benar-benar kering."

"Kemudian ada proses mixing dan penyaringan untuk mendapatkan abu yang paling halus," ujar Staf PT New Ramon Star, Fachrudin Afendy, Sabtu (7/12/2024).

Setelah itu, lanjut dia, pihaknya melakukan pengecekan di lab apakah ada kandungan bahan berbahaya atau tidak.

"Jika tidak ada, langsung masuk proses pembuatan batako. Namun jika ada, akan diproses lagi sampai kadar bahan berbahaya menurun sesuai batas toleransi yang ditentukan pemerintah," jelas Fachrudin.

Olahan sludge yang telah dikeringkan dan diayak menjadi butiran seperti pasir selanjutnya dicampur dengan semen dan air, lalu diaduk hingga merata.

Terakhir, adonan dicetak menggunakan mesin press, disusun rapi, dan dikeringkan hingga menjadi produk batako siap jual.

Dalam satu hari, kata Fachrudin, pihaknya bisa memproduksi kurang-lebih seribu buah batako.

Menurut dia, batako berbahan sludge ini punya keunggulan dibanding batako biasa.

Selain harganya lebih ekonomis, batako sludge menurutnya juga lebih tebal dan kuat.

Kualitasnya juga sudah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kalau harganya tergantung kesepakatan dengan pemilik usaha. Pembelian harus dalam partai besar, tidak bisa per biji."

"Tapi kalau dirata-rata kisaran harga Rp1.000 sampai Rp1.500 per biji," papar Fachrudin. (mzk)