Sang Ketua DPD Partai Gerindra Jateng juga menyapa para pedagang pasar, mendengarkan keluh kesahnya sebagai bahan kajian pengembangan pasar tradisional ke depan.
Bahkan, Sudaryono juga memberikan arahan-arahan politik kepada DPC Gerindra Kudus dalam menghadapi Pilkada serentak November mendatang.
Di antaranya fokus mengusung dan mendukung kader Gerindra sebagai calon bupati atau calon wakil bupati.
Pelantikan "kawin politik"
Terpisah, pelantikan tiga wakil menteri (wamen) baru oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sorotan tajam dari pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli.
Lili menilai, tak ada hal mendesak bagi Jokowi untuk melantik tiga wamen, terutama tambahan satu wamen pada Kementrian Keuangan (Kemenkeu), pada Kabinet Indonesia Maju (KIM), selain bagi-bagi jabatan.
Terlebih, tiga wamen tersebut akan bertugas hanya sekitar tiga bulanm seiring berakhirnya jabatan Presiden Jokowi pada 20 Oktober 2024 mendatang.
"Tak ada hal yang mendesak, terutama tambahan satu wamen di Kementerian Keuangan yang dijabat keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono," kata Lili, dalam keterangan yang diterima Tribunmuria.com, Jumat (19/7/2024).
Selain unsur kemendesakan, Lili juga menyoroti potensi beban keuangan negara pada keputusan Jokowi tersebut.
Dia menilai, para wamen tersebut akan menyedot fasilitas negara hingga hak pensiun, padahal hanya bertugas tiga bulan.
"Pelantikan tiga wamen ini berpotensi menjadi beban keuangan negara," tegasnya.
Diketahui, Jokowi melantik Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan; Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian; dan Yuliot Tanjung sebagai Wakil Menteri Investasi atau Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Ketiganya dilantik di di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).
Dilansir Kompas.com, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, menilai keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik 3 wakil menteri di pengujung periode kedua pemerintahan, karena ingin memastikan program-programnya dilanjutkan oleh orang-orang dekat Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Pak Jokowi sebenarnya ingin memastikan bahwa orang-orangnya Prabowo adalah orang-orangnya Jokowi," kata seperti dikutip dari program Kompas Petang di Kompas TV, Kamis (18/7/2024).