Berita Kudus

Update Keracunan Massal di Bulungkulon Kudus, Polisi Periksa Sampel Sisa Nasi Berkat Tahlilan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di IGD RS Nurussyifa yang dipenuhi warga Desa Bulungkulon, Kecamatan Jekulo, Kudus, korban keracunan makanan, diduga setelah menyantap nasi berkat tahlilan dari tetangga, Selasa (14/5/2024).

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Puluhan warga Desa Bulungkulon, Kecamatan Jekuo, Kabupaten Kudus, keracunan massal, diduga setelah menyantap nasi berkat dari tahlilan yang digelar warga setempat, Senin (13/5/2024) malam.

Hingga Selasa (14/5/2024) setidaknya tercatat 48 orang menjadi korban keracunan massal ini.

Di mana 16 orang di antaranya dirawat di Puskesmas Jekulo, sementara sisanya dirawat di RSU Nurussyifa dan fasilitas kesehatan (faskes) lainnya di Kota Kretek.

Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Kudus Keracunan Massal Nasi Berkat, 16 Korban Dirawat di Puskesmas Jekulo

Baca juga: Sesak Dada, Kronologi 4 Orang Satu Keluarga di Cilacap Keracunan setelah Santap Jamur Liar

Baca juga: Video Warga Desa Bulungkulon Kudus Keracunan Massal Sepulang Tahlilan

Baca juga: 49 Orang Keracunan Massal setelah Tasyakuran di Cilacap, 26 Masih Dirawat di Puskesmas Cimanggu 1

Jajaran Polres Kudus melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan massal di Desa Bulungkulon, Kecamatan Jekulo, yang diduga setelah menyantap nasi berkat tahlilan tersebut. 

Hal itu dikatakan oleh Kapolsek Jekulo, AKP Luk Har, seusai melakukan pendataan warga terdampak di RSU Nurussyifa Kudus. 

"Kami sudah melakukan pengecekan di Desa Bulungkulon, lantaran kemarin malam itu ada kegiatan tahlilan. Di situ disajikan makanan dan snack."

"Saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan. Kami mintai keterangan korban, kapan mereka mulai merasakan mual, muntah, dan diare," jelas AKP Luk Har kepada Tribunmuria.com, Selasa (14/5/2024). 

Hingga saat ini, kepolisian sedang melakukan uji sampel makanan dari acara tahlilan tersebut.

Kata dia, sampel makanan nasi berkat tahlilan itu telah dibawah Satreskrim Polres Kudus. 

Dia mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari pemilik hajat, bahwasannya makanan diolah atau dimasak sendiri tanpa menggunakan katering, serta bahan makanan yang digunakan masih baru. 

"Dugaannya seperti itu (keracunan makanan), kami akan pastikan mungkin makanan itu tidak sehat," sambung AKP Luk Har. 

Untuk saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan pendataan pasti jumlah warga yang terdampak keracunan yang diduga bersumber dari nasi berkat tahlilan itu. 

Dari jumlah sementara sebanyak 32 orang mendapatkan perawatan di UGD RSU Nurussyifa, sedangkan untuk pasien yang mendapat perawatan di lantai 2 rumah sakit itu juga masih dilakukan pendataan. 

"Kami masih melakukan pendataan pasti karena sementara ini warga dirawat pada tiga tempat yakni Puskesmas Jekulo, RS Nurussyifa, RSUD Loekmono Hadi."

"Sebagian warga dilarikan ke RSUD Loekmono Hadi karena di Nurussyifa sudah penuh, " ujar AKP Luk Har. 

Sementara itu, Muhammad Togar, satu di antara warga korban keracunan mengatakan bahwa ia mulai merasakan sakit mual, muntah, diare dan demam seusai menyantap berkat dari tahlilan. 

"Saya masuknya jam 15.30 WIB tadi, yang dirasakan ya mual, pusing, muntah habis makan-makanan tahlilan itu," ujar Togar. 

Dia mengatakan saat mengicipi makanan tersebut, rasa dari masakan itu sudah tak layak untuk dimakan, juga berbau menyengat. 

"Baunya nyengat terus rasanya aneh kecut, habis itu tidak saya habiskan, setelah itu pusing habis itu mual. Di sini itu kebanyakan tetangga saya semua," jelasnya. 

Sebelumnya diberitakan, 16 warga Desa Bulungkulon, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, diduga mengalami keracunan massal.

Belasan korban dilarikan ke Puskesmas Jekulo untuk mendapatkan perawatan medis.

Ke-16 pasien itu mengeluhkan hal yang serupa, yakni perut mual, muntah-muntah dan badan lemas. 

Selain ke-16 pasien tersebut, sejumlah warga lain yang juga merasakan hal serupa, menajalani perawatan di fasilitas kesehatan lainnya, lantaran daya tampung Puskesmas Jekulo yang sudah overload.

Satu di antara pasien, Subakdi, warga RT 3/RW 3, mengatakan dirinya mulai merasakan mual saat dini hari. 

"Mual-mual, muntah dan diare terus saya diajak istri ke sini sekitar tadi subuh jam 03.30 WIB," katanya, Selasa (14/5/2024). 

Dia mengatakan, merasaka mual, ingin muntah dan diare, setelah mendatangi acara tahlilan, Senin (13/5/2024) malam hari.

Saat itu dia membawa pulang berkat dari acara tersebut yang berisikan nasi, telur, sambel goreng, acar. 

"Itu saya bawa pulang terus dimakan bareng sama dua anak saya."

"Rasanya sudah aneh baunya juga menyengat terus saya tidak lanjutkan makan," ujarnya. 

Tak lama seusai menyantap itu, dia dan anaknya merasakan mual muntah dan diare. 

"Saya yang pertama ke puskesmas ini, terus saya lihat tetangga saya kok ya pada datang ke sini. Keluhannya juga sama," katanya. 

Sementara itu, Handa, perawat jaga UGD Puskesmas Jekulo mengatakan saat ini sudah 16 orang dalam perawatan dan mengeluhkan hal yang sama. 

"Saat ini kapasitas puskesmas sudah penuh, kan kita juga ada 10 pasien yang sudah dirawat dan ditambah ini jadi penuh. Rata-rata dari Bulungkulon," ujarnya. 

Dia menambahkan bahwa warga yang mengeluhkan hal yang sama masih berdatangan ke puskesmas.

Namun pihaknya menyarankan untuk ke RS Nurussyifa Kudus dan RSUD Loekmono Hadi.

"Kami menyarankan untuk ke sana karena di sini sudah penuh."

"Kami masih melakukan pengecekan dan pengambilan sampel terkait dugaan keracunan massal," tandanya. (rad)