Pilpres 2024

Sengketa Pilpres, Ahli: Kunjungan Intens Jokowi ke 'Kandang Banteng' by Design Menangkan Gibran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di sela peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 TNI.

TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Kedatangan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo secara intensif ke kantong-kantong suara PDIP merupakan by design untuk memenangkan pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Kedatangan Jokowi ke lumbung suara PDIP efektif untuk menggerus suara paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang diusung koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.

Hal ini disampaikan Guru Besar Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Suharko.

Baca juga: Amicus Curiae, 303 Guru Besar dan Akademisi Surati MK, Dukung Hakim Pulihkan Kepercayaan Publik

Baca juga: Sidang Gugatan Sengketa Pilpres di MK Dimulai, SBY Sampaikan Kabar Buruk Pemilu di Indonesia

Prof Suharko merupakan ahli yang didatangkan tim hukum Ganjar-Mahfud, dalam persidangan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kenapa suara di lumbung nomor 3 itu turun? Saya kira karena memang by design tim pemenangan 02 melalui Pak Jokowi itu memang intensif melakukan upaya-upaya turun ke masyarakat dan kemudian dia hadir," kata Suharko dalam sidang lanjutan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (2/4/2024).

Suharko merupakan ahli yang diajukan Tim Hukum Ganjar-Mahfud untuk memberikan keterangan pada sidang hari ini.

Ia pun berpandangan, tindakan Jokowi turun ke daerah untuk berinteraksi dengan masyarakat serta membagi-bagikan bantuan sosial menguatkan ketokohannya sebagai figur yang populis atau merakyat.

"Dan ketika kemudian dengan gerakan-gerakan atau mimik simbolik yang mengatakan dukunglah mungkin paslah nomor 2, saya kira preferensi pemilih akan terpengaruh ke sana," ujar dia.

Suharko menjelaskan, secara legal-formal, Jokowi memang bukanlah seorang petahana, tetapi Jokowi dinilai memperlihatkan keberpihakannya pada Pilpres 2024 lalu.

Apalagi, kandidat yang didukung adalah menteri pertahanan yang berpasangan dengan putra sulungnya.

"Ketika dia berpihak, ketika dia tidak netral, ketika dia memaksakan anaknya untuk menjadi cawapres, secara real politik itu adalah petahana menurut saya," kata Suharko. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sidang MK, Ahli Sebut Ganjar Kalah di Lumbung Suara PDI-P karena Jokowi Intens Berkunjung