Bisnis dan Keuangan

Janji Jokowi Harga Beras Turun dalam 2 Minggu Tak Terbukti, Bikin Emak-emak 'Naik Pitam'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).

“Terasa banget naiknya, bikin pusing kepala. Yang biasanya beli beras lima liter, sekarang mah cuma dapat dua liter."

"Soalnya kan uangnya juga terpakai buat beli minyak dan lain-lain,” lanjutnya.

Sebelum ada kenaikan, Umamah mengaku membeli beras hanya senilai Rp10.000-Rp 11.000 per liternya.

“Yang di agen-agen saja sudah naik, apalagi di warung kelontong? Gimana enggak pusing emak-emak,” kata Umamah sambil tertawa.

Kurangi jajan anak

Dengan adanya kenaikan beras ini, IRT bernama Suherni (47) terpaksa mengurangi jajan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

“Ya enggak sih (kurangi porsi makan buat keluarga), tapi jajan anak jadi dikurangi. Kan kasihan jadinya. Pemerintah mah enak duitnya banyak, lah kita? Boro-boro,” ujar Suherni.

Sebelum ada kenaikan harga beras, Suherni mengaku kerap memberikan jajan anaknya senilai Rp25.000 setiap harinya.

“Sekarang saya kasih Rp15.000. Kasihan dia, belum buat ongkos pulangnya."

"Cuma, ya saya bawakan bekal setiap hari sekarang, biar tambah irit."

"Ya hitung-hitung belajar hemat juga buat anak,” kata Suherni.

Dilema

Sementara itu, seorang pedagang lontong bernama Yuyun (52) juga merasa keberatan dengan kenaikan harga beras beberapa waktu terakhir.

Karena harga beras yang membubung tinggi, Yuyun jadi memikirkan perubahan harga pada satu porsi lontong yang ia jual.

"Mahal banget (harga beras), saya sebagai pedagang lontong kesusahan. Mau dijual berapa itu lontong kalau harga beras naik?" kata Yuyun.

"Kita kan rakyat kecil, tolonglah diperhatikan. Masak mau begini terus, sudah mau puasa lagi. Yang bener saja? Rugi dong," lanjut dia.

Sebagai pedagang lontong yang setiap pagi berjualan di Jalan Kelapa, Kebagusan, ia kini juga bingung memberikan harga satu porsi lontong.

Apabila harga beras terus naik, ia terpaksa memperkecil ukuran lontongnya.

Halaman
123