TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah massa geruduk kantor KPU Provinsi Jateng.
Massa tersebut tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Jateng.
Sebelum sampai ke Kantor KPU Provinsi Jateng, mereka melakukan longmart.
Spanduk dan mobil komando berwarnai aksi tersebut.
Beberapa pertanyaan terkait pemilu juga disuarakan keras oleh massa saat menggelar aksi.
Setidaknya ada 5 pertanyaan yang ditujukan ke KPU oleh massa dalam aksi.
Pertama tentang server KPU, kemudian posisi server tersebut ada di mana.
Tak hanya itu, massa juga menanyakan apakah Sistem Rekapitulasi Suara Pemilu (Sirekap) melalui proses auditor forensic yang independent.
Kemudian, apakah KPU bisa membuka dan menerangkan jejak digital pada proses penghitungan suara.
Selain empat pertanyaan tersebut, massa juga meminta KPU menanggapi banyaknya kasus dengan adanya Sirekap.
Menurut Daniel Toto Indiyono penanggung jawab aksi, Sirekap menjadi biang permasalahan dalam pemilu.
Di mana timbul pembengkakan angka pada paslon tertentu dan menunjukkan jumlah suara pada banyak TPS yang memiliki angka rata-rat pemilih setiap TPS-nya.
"Tak hanya itu, Sirekap juga menimbulkan kegelisahan bagi masyarakat," terangnya, Rabu (21/2/2024).
Daniel juga berujar banyak pelanggaran yang dilakukan oleh KPU RI dalam proses pemilu.
Jika tetap dibiarkan maka kesalahan lain akan terulang kembali.
Hal tersebut bakal menelurkan pemimpin yang cacat hukum.
Daniel juga memaparkan KPU RI telah mengangkat cawapres yang belum cukup umur.
"Padahal keputusan MK belum diubah namun tetap dilanjutkan dan diizinkan ikut dalam pilpres," ucapnya secara menggebu-gebu.
Selain itu banyaknya kesalahan dalam Sirekap juga diucapkan oleh Daniel.
Berbagai kesalahan tersebut dikatannya harus disikapi oleh Ketua KPU dan komisionernya.
Mewakili massa, ia berujar Ketua KPU RI dan komisionernya harusnya malu.
Ia pun meminta agar Ketua KPU RI dan jajaran mengundurkan diri atau membekukan diri.
"Untuk itu kami mengusulkan agar pemilu diulang, agar mendapatkan pemimpin yang sah hukum, baik dan beradab," tuturnya.
Saat ditanya mengenai adanya hubungan dengan paslon 02 dalam aksi, Daniel berujar tak ada urusan dengan para paslon dalam Pilpres.
"Kalaupun nanti yang menang adalah paslon 02 ya kami hormati, tapi yang kami mau adalah proses pemilu yang jujur dan adil," imbuhnya. (*)