TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Tontowi Ahmad, atlet bulutangkis peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, mengakui adanya kemajuan yang signifikan pada atlet bulutangkis belia saat ini melalui audisi umum PB Djarum 2023.
"Permainan bulutangkis saat ini lebih maju. Anak-anak zaman sekarang sudah mampu menipu lawan, berbeda dengan permainan yang monoton saat saya bermain dulu. Terjadi peningkatan yang besar dalam dunia bulutangkis," ujar Tontowi di GOR Djarum, Rabu (5/7/2023).
Owi, panggilan akrabnya, menilai bahwa kemajuan dalam pola permainan atlet bulutangkis belia saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya audisi umum beasiswa bulutangkis yang diselenggarakan oleh PB Djarum. Audisi ini memberikan target kepada anak-anak yang berlatih untuk dapat bergabung dengan klub PB Djarum.
Baca juga: Pebulutangkis Muda Berbakat Melangkah Maju dalam Seleksi Audisi PB Djarum 2023
"Adanya audisi umum PB Djarum memberikan target kepada anak-anak sejak usia dini. Pada masa saya, tidak ada audisi semacam itu, latihan hanya untuk bermain di kampung. Sekarang, dengan audisi umum PB Djarum, mereka berlatih dengan tujuan untuk bergabung dengan PB Djarum," kata Owi.
Dalam pengamatannya di lokasi audisi, banyak anak-anak yang sudah mampu melakukan trik permainan yang unik dan 'menipu'. Hal ini menunjukkan kemajuan yang nyata dalam dunia bulutangkis.
Owi juga menyoroti bahwa dalam audisi umum tersebut, beberapa anak sedang dipantau untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Meskipun hasil secara keseluruhan bervariasi, bagi mereka yang belum berhasil lolos audisi, hal ini dapat menjadi pelajaran untuk memperbaiki diri agar pada audisi tahun depan mereka dapat tampil lebih baik dan berhasil lolos.
"Secara keseluruhan, semuanya berjalan dengan baik. Pembinaan atlet sejak usia dini sangat penting. Menurut saya, audisi semacam ini dapat dilakukan di daerah-daerah, bahkan di luar Jawa," kata Owi.
Jika audisi mampu merambah ke daerah-daerah, maka bakat-bakat muda yang tersembunyi di pelosok negeri dapat ditemukan dan dibina menjadi atlet kelas dunia.
"Namun, masalah biaya merupakan pertimbangan. Bagi mereka yang berasal dari luar Jawa, membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat mengikuti audisi. Begitu juga bagi audisi di Jawa, seperti di Kudus, tetap memerlukan biaya. Jadi, jika ada dukungan finansial, audisi dapat diperluas dan inklusif," tambahnya. (Goz)