TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih makanan di pasaran, mengingat beberapa makanan di pasaran mengandung formalin ataupun zat berbahaya lainnya.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, mengatakan bahwa salah satu dari sejumlah makanan yang kerap mengandung formalin adalah mie basah.
Para pedagang mie basah biasanya membeli dari produsen yang sama.
Baca juga: Petugas Gabungan Sidak Pasar Kunduran, DKK temukan Formalin dan Pewarna Rhodamin B
Pihaknya terus melakukan edukasi kepada para pedagang maupun masyarakat terkait bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung formalin.
Namun, perlakukan terhadap produsen juga perlu dilakukan.
"Dari dulu mie basah selalu mengandung formalin. Mereka mendapatkannya dari satu produsen. Kami menyita dagangannya, tapi jika kami tidak memberikan edukasi kepada produsennya, masalahnya tidak akan selesai," ujarnya pada Minggu (2/4/2023).
Hakam menjelaskan bahwa formalin digunakan pada makanan sebagai bahan pengawet, sehingga dagangan yang tidak laku dalam sehari bisa disimpan selama berhari-hari.
Namun, hal itu bisa merugikan para konsumen.
Formalin yang dimakan terus-menerus dalam jangka waktu lama akan berpengaruh terhadap kesehatan dan dapat menyebabkan perubahan genetik pada sel, sehingga berhubungan dengan risiko kanker dan penyakit lainnya.
Pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung formalin.
Edukasi ini bukan hanya menjadi kewenangan Dinkes saja, melainkan tanggung jawab bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, dan Satpol PP.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menemukan bahwa 15-20 persen dari sampel bahan pangan yang diuji selama Ramadan mengandung zat berbahaya.
Kepala Dishanpan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan bahan pangan di pasar tradisional selama Ramadan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kualitas keamanan pangan di Semarang selama Ramadan.
Pengecekan keamanan pangan dilakukan dengan menggunakan mobil laboratorium milik Dishanpan yang baru beroperasi selama dua minggu.
Dengan mobil ini, hasil pengujian bisa langsung diketahui.