TRIBUNMURIA.COM, BLORA – 10 Kepala Keluarga (KK) di Dukuh Temanjang, Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora belum memiliki sambungan listrik mandiri, dan hingga kini masih menyalur dari rumah RT setempat.
Padahal, di depan rumah ke-10 KK tersebut terdapat jaringan kabel listrik milik PLN.
Mengenai hal ini, Manajer PLN ULP Blora, Setiyo Karminto angkat bicara.
Baca juga: Cerita 10 KK Warga di Tengah Hutan Blora Tak Punya Sambungan Listrik Mandiri: Kita Nyalur Pak RT
Baca juga: Dua Siswa Miskin di Blora Bahagia, Rumahnya Kembali Dialiri Listrik PLN: Terima Kasih Pak Bupati
Setiyo menjelaskan, PLN bersama Kementerian ESDM mempunyai program melistriki seluruh KK atau keluarga di seluruh Indonesia.
"Visi kita, semua warga di Indonesia bisa merasakan manfaat listrik. Semua rumah teraliri listrik atau elektrifikasi 100 persen," jelas Setiyo Karminto kepada tribunmuria.com di kantornya, Jumat (17/2/2023).
Karena itu, PLN Blora akan membantu ke-10 KK di Dukuh Temanjang, Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, untuk segera mempuyai sambungan listrik mandiri.
"Jadi nanti kalau ada warga di mana pun yang belum punya listrik, apalagi dalam satu kompleks di atas 5 atau 10 KK, bisa mengajukan surat permohonan pemasangan jaringan listrik," imbuh Setiyo Karminto.
Dikatakannya, surat pengajuan tersebut bisa langsung ditujukan ke kantor PLN Blora.
"Dari dasar surat itu, kita akan ajukan ke pusat untuk pengajuan listrik desa atau listrik masuk desa yang belum teraliri listrik," tandas Setiyo Karminto.
Setiyo Karminto menuturkan, pihaknya akan mengakomodir persoalan ini.
Selain itu, kata dia, tidak ada biaya untuk program pemerataan listrik ini.
"Insya Allah nanti akan diakomodir, dan tidak ada biaya ke masyarakat yang belum berlistrik," tutur Setiyo Karminto.
"Pengajuannya boleh dari personal, RT, atau desa. yang penting ada pengajuan," terang Setiyo Karminto.
Terkait sudah adanya pengajian dari warga tersebut, dirinya akan mengkroscek bila ada pengajuan tersebut.
"Saya pribadi belum ada info, cuma kalau itu udah puluhan tahun, bisa saya kroscek dulu ke pimpinan sebelumnya atau ke siapa yang pernah menerima surat," beber Setiyo Karminto.
"Karena biasanya kalau sudah ada surat permohonan, minimal ada surat tindak lanjut, survei, dan minimal ada jawaban," tambah Setiyo Karminto.
Jika pun terdapat surat permohonan, maka pihaknya akan melakukan survei lokasi.
"Hasilnya seperti apa, misalnya harus menambahi travo untuk melayani masyarakat di situ, kita akan mengusulkan dulu," jelas Setiyo Karminto.
"Tapi kalau sudah ada jaringan yang bisa mengakomodir meter 10 warga itu, kita akan tindaklanjuti langsung. Artinya kita survei dulu," pungkas Setiyo Karminto.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 10 Kepala Keluarga (KK) di Dukuh Temanjang, Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora menyalur listrik dari rumah RT setempat sebab belum memiliki meteran listrik sendiri.
Untuk mencapai desa yang terletak di tengah hutan Blora ini perlu menempuh jarak 17 km dari pusat kota Blora.
Dengan kondisi jalan dari jalan Raya Blora-Randublatung menuju desa ada sekitar 4 km melewati jalan perhutani yang berbatu dan terjal.
10 KK ini membayar listrik dengan patungan karena hanya mengandalkan satu meteran listrik.
Mereka harus berbagi sebab jika mereka menyalakan TV, kipas angin, magic com secara bersamaan aliran listrik akan putus/trip.
Mereka berharap, bisa segera membuat meteran sendiri, sebab ada kabel jaringan besar yang melewati depan rumah mereka. (kim)